13 April 2007

175 BISNIS

(Sumber tulisan dari Pak Didin Razani)

175 BISNIS PILIHAN PROSPEKTIF

Tidak sedikit calon pengusaha yang tidak segera memulai bisnisnya, karena masih belum tahu bisnis apa yang akan dibangun. Di sini akan saya sampaikan beberapa ide bisnis yang bisa Anda jalankan. Semoga bisa memberikan inspirasi bagi Anda.

A. USAHA PRODUKSI ATAU INDUSTRI
Pada usaha ini ada kegaiatan mengubah bahan atau barang menjadi barang lain yang berbeda serta mempunyai nilai tambah, meski nampaknya sederhana.
Yang termasuk dalam kelompok usaha ini antara lain:

Industri Makanan dan Minuman
Contoh usaha :
1. Warung makan
2. Restoran
3. Kafe
4. Berjualan dengan mobil toko
5. Katering
6. Makanan kesehatan, untuk vegetarian, atau diet khusus
7. Es krim
8. Sirup
9. Manisan buah-buahan atau asinan sayuran
10.Air isi ulang dan air dalam kemasan
11.Masakan goreng-gorengan/bakar
12.Kerupuk/keripik
13.Kue tradisional (serabi, dsb)
14.Makanan khas daerah (sate, pecel, dll)
15.Depot es
16.Kue kering, tart, roti, coklat, dll
17.Bumbu masak
18.Makanan instant (mie, soup, bubur, dll)
19.Minuman kesehatan (herbal, jamu, dll)
20.Minuman dalam kemasan (jus, susu, makanan bayi, biskuit)
21.Snack

Industri Rumahan
Adalah usaha yang dilakukan berbasis rumah. Umumnya usaha ini hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan utama atau kepuasan menyalurkan ide, hoby atau kreatifitas.

Contoh usaha:
19.Salon kecantikan
20.Salon mobil
21.Penitipan anak,
22.Penitipan hewan
23.Penitipan barang
24.Layanan perawatan orang tua
25.Perhisan, cendera mata, keramik, dll
26.Membuat dan menerbitkan buku masak
27.Bahan perawatan kesehatan atau kecantikan
28.Boneka, kandang burung, meja belajar, dan sebagainya
29.Sepatu
30.Bunga kering
31.Bunga segar
32.Bingkisan, kado, parcel
33.Perpustakaan anak
34.Barang anyaman
35.Balon
36.Penata dan Pemangkas rambut

Industri pakaian
Adalah usaha-usaha yang berhubungan dengan pakaian. Secara makro industri pakaian merupakan industri terbesar setelah industri makanan.

Contoh usaha:
34.Butik
35.Kaos kaki, sarung tangan
36.Sapu tangan
37.Topi,
38.jilbab
39.Asesoris pakaian: kancing, peniti, payer, dll
40.Keperluan menjahit : meter, kain kertas, kapur jahit, dll
41.Pembuat pola pakaian
42.Laundry pakaian dewasa dan anak
43.Bordir
44.Garmen
45.Pakaian dalam
46.Peralatan sholat, baju muslim, haji
47.Permak jins/jas
48.Pakaian pengantin
49.Kostum panggung
50.Perangkat hntaran/lamaran
51.Pakaian seragam khusus (pramugari, perawat, baby siter, dokter, karyawan, dll)
52.Pakaian tidur
53.Pemasar produk pakaian

Industri kosmetik
Contoh usaha:
52.Parfum
53.Alat-alat kosmetik (sikat, spon, dll)
54.SPA/salon kecantikan
55.Perawatan sebelum dan sesudah melahirkan
56.Peralatan salon
57.Produksi toiletries : sabun, shampo, dll
58.Produk tata rias & kosmetik
59.Produk perawatan wajah dan tubuh (lulur, masker, krem wajah)

Bisnis percetakan
Contoh usaha:
60.Percetakan barang promosi (brosur, kalender, paying, dll)
61.Kartu lebaran, kartu nama
62.Foto copy dan jilid
63.Percetakan buku
64.Penjilidan dan penggandaan
65.Percetakan posterposter
66.Jasa print digital
67.Percetakan permainan
68.Percetakana label untuk packaging
69.Sticker

Industri Cor atau cetak logam
Contoh usaha:
70.Penyewaan alat berat (bulldozer, dll)
71.Pembuatan alat rumah tangga

Industri Handicraft
Contoh usaha:
72.Bahan daur ulang / antik
73.Sulaman
74.Kerajinan tangan etnik/tradisional/khas daerah
75.Asesoris/perhiasan dari manik-manik
76.Hiasan rumah
77.Frame/figura
78.Lampu pajang
79.Lukisan

Industri pembuatan kain tenun
Contoh usaha
80.Produksi batik atau songket
81.Menjual kain kerajinan daerah
82.Sarung


B. USAHA JASA
Usaha jasa adalah usaha yang memberikan pelayanan dan atau menjual jasa.

Jasa pendidikan
Contoh usaha
83.Kursus mengemudi
84.Kursus mengetik
85.Kursus menjahit
86.Bimbingan belejar
87.TK dan Play Group
88.Event Organizer : seminar, training, workshop
89.Kursus wirausaha
90.Kursus bahasa : inggris, Jepang, Mandarin, Arab, dll
91.Kursus seni
92.Baby school
93.Klub kreativitas
94.Klub Petualangan
95.Privat
96.Kursus matematika
97.Pengembangan otak
98.Mengaji
99.Bimbingan belajar anak bermasalah
100. Out Bond

Jasa pengiriman
Contoh usaha:
101. Pengiriman surat
102. Jasa pengantaran barang
103. Jasa pengiriman makanan restoran

Jasa Kebugaran dan Olah Raga
Contoh usaha:
104. Senam/aerobik/fitness
105. Produksi peralatan olah raga
106. Penyedia tempat olah raga (lapangan tenis, kolam renang, lapangan basket, dll)
107. Konsultan olah raga dan kebugaran
108. Event organizer pertandingan olah raga
109. Membuat klub pecinta olah raga tertentu (klub basket, soft ball, dll)
110. Peralatan renang
111. Kursus/privat olah raga (renang , golf, dll)
112. Jasa reparasi / bengkel skate board, sepatu roda, dan peralatan olah raga lainnya
113. Panti pijat

Jasa kebersihan
Contoh usaha
114. Pembersihan rumah dan apartemen
115. Pembersihan kaca gedung
116. Pembersihan kolam renang
117. Pembersihan kantor atau bangunan
118. Jasa mencuci karpet / kursi / jok
119. Salon mobil
120. Sedot WC

Jasa Perbaikan
Contoh usaha:
121. Perbaikan rumah
122. Perbaikan kendaraan bermotor (bengkel)
123. Perbaikan peralatan rumah tangga
124. Perbaikan barang elektronik

Jasa penyewaan
Contoh usaha:
125. Warnet (Warung Internet)
126. Wartel (Warung Telekomunikasi)
127. Play Station
128. CD/VCD/DVD, dll
129. Komputer dan pengetikan
130. Mobil
131. Sepeda Motor
132. Alat pesta
133. Pakaian pengantin
134. Alat fotografi/kamera
135. Ruang usaha
136. Penyewaan alat-/alat olah raga (sepeda, septum roda, dll)
137. Penyewaan alat-alat bermain anak-anak
138. Buku/perpustakaan


C. USAHA INTELEKTUAL
Dalam usaha ini sebenarnya ada unsur jasa maupun pengubahan bentuk barang yang dijual, namun dalam usaha intelektual kebutuhan bahan baku atau material tidak terlalu menonjol sebagaimana halnya usaha lain. Yang terutama dikerjakan dan dibutuhkan adalah pemikiran dan pekerjaan
kreatif.

Contoh usaha:
139. Biro periklanan dan public relation
140. Production House
141. Biro desain
142. Biro hukum
143. Biro penterjemah
144. Biro penulisan kreatif (skenario, skip, biografi, dll)
145. Perusahaan animasi
146. Jasa riset atau penelitian
147. Notaris
148. Balai pengobatan
149. Perencana dan konsultan perkawinan
150. Konseling psikologi
151. Konsultan Manajement
152. Konsultan marketing
153. Designer packaging, interior rumah, dll
154. Konsultan teknik
155. Konsultan bisnis
156. Head hunter dan konsultan SDM
157. Konsultan pendidikan anak
158. Konsultan / perencana keuangan
159. konsultan pengembangan diri
160. Konsultan diet/nutrisi
161. Rancang taman
162. Konsultan perawatan kebun/taman
163. Bisnis informasi internet
164. Video editing, video production


D. USAHA PERDAGANGAN ATAU DISTRIBUSI
Inti kegiatan usaha ini adalah sebagai perantara produsen dan konsumen, antara pemilik dengan pembeli, untuk menyebarluaskan, memeratakan atau memperluas jangkauan pasar suatu barang atau penawaran barang.

Usaha perkulakan
Contoh usaha;
165. Minimarket / supermarket
166. Toko grosir
167. Distributor/agen
168. Toko / kios / warung
169. Counter (HP, dll)
170. Pemasaran jaringan (MLM, MultiLevel Marketing)

Broker Properti
Contoh usaha:
171. Jual beli rumah , tanah
172. Sewa rumah
173. Sewa tempat usaha
174. Sewa kantor bersama
175. Tempat kost pelajar/ mahasiswa

09 April 2007

Modal, Piutang dan Karyawan

Sengaja saya ambil dari tulisannya Pak Yoyox,
enak dibacanya dan banyak pendekatan2 nya yg
brillian. Pendekatan agamis nya dalam hubungan dengan karyawan,
patut di tiru.

Salah satu kendala besar diawal memulai bisnis adalah modal (baca : DANA). Banyak orang yang mengeluhkan mereka tidak bisa membuka usaha karena tidak ada modal. Dan telah banyak saudara-saudara beliau yang datang padanya minta untuk diberi modal untuk usaha...

Namun dibalik kendala itu semua, modal (dana) ternyata menempati nomor sekian (bukan nomor 1) pada urutan ”hal-hal yang diperlukan ketika mulai membuka usaha”. Yang pertama dan utama menurut beliau adalah SEMANGAT... Dengan semangat, usaha tanpa modal pun, makelar misalnya, dapat berjalan. Itulah alasan mengapa beliau mendukung sekali, bahkan mau meminjamkan uang di bank untuk kita gunakan (walaupun yang nantinya yang bertanggung jawab untuk angsuran dan bunganya adalah saya), karena beliau ini melihat SEMANGAT yang ada di kami. Saya ”berani” untuk keluar dari Bank tempat saya menjadi TDB.
Jadi makna kecil yang bisa kita ambil disini adalah, apabila kita akan memulai usaha, jangan dulu memikirkan modalnya dari mana, sumber dananya bagimana, dst... itu nanti saja,. Sekarang, tumbuhkan dulu SEMANGAT dari kita. Orang akan mempunyai semangat apabila mempunyai MOTIVASI yang besar. MOTIVASI yang ada di kita HARUS berbeda jauuuuhhhh dengan orang-orang di sekeliling kita.... Selain itu kita harus tahu TRIGGER BUTTON dalam diri kita. Trigger Button adalah hal nomor satu pada diri kita, yang apabila kita berpikir tentangnya, ataupun tersentil sedikit, hati dan perasaan kita bergejolak hebat. Resiko apapun akan kutempuh...!!! Begitu kata kita apabila berpikir tentang trigger button. Trigger Button bisa bermacam-macam, bisa anak, ibu, nenek, dsb....
MOTIVASI apabila di kawinkan dengan TRIGGER BUTTON dalam diri kita, insya Allah, akan menjadi KEKUATAN SEMANGAT yang MAHA DAHSYAT....!!!
So, sebelum berpikir tentang modal, timbulkan dulu kekuatan yang dahsyat itu, niscaya tidak harus menunggu sampai berbulan-bulan, akan datang Modal (baca: Dana) ke kita, entah lewat teman ataupun saudara....

Kemudian yang kami obrolkan selanjutnya adalah tentang Piutang..
Kendala dan penyakit utama pada suatu perjalanan bisnis adalah PIUTANG. Piutang ini bagaikan serbuk gergajian bagi pengusaha saw mill. Artinya mengikuti siapapun yang mempunyai usaha. Banyak sekali rekan beliau yang dulu pernah sampai taraf ”kaya” kemudian bangkrut total gara-gara Piutang ini. Dan Piutang juga mengacaukan cash flow kita. Seberapa besar pun kekuatan modal dana kita, apabila yang namanya piutang ini menggerogoti kita tanpa kita sadari, niscaya, kebangkrutan hanya tinggal nunggu waktu. Piutang ini menurut beliau bagai buah simalakama. Sama dengan ulasan Pak RoNI di milis TDA beberapa waktu yang lalu. Kita akan kehilangan pelanggan apabila mereka tidak bolel hutang. Namun kita juga akan kehilangan usaha juga apabila terlalu banyak piutang...
Pembaca, partner bisnis saya, RABBANI, ternyata sudah mempelajari hal ini lama. Mereka tahu bahwa bisnis akan tersendat apabila memberikan pituang ke pelanggannya. Jadi selama ini, saya agen rabbani, dan agen-agen lain diseluruh Indonesia belum pernah dan tidak akan pernah mendapat piutang dari Rabbani. Hal ini tidak memandang kita sudah menjadi agen berapa lama, dan sudah belanja berapa. Sebagai gambaran, total belanja saya ke rabbani minimal dalam 1 bulan adalah 60 juta. Dan itu harus saya lakukan pembayaran secara cash. Jadi order dulu, fax PO, dan ketika barang sudah ready, mereka sms total harganya, saya transfer uang, mereka kirim barang. Gitu terus berulang.
Padahal di tetangga toko saya di Wonosobo, mereka selalu dikirim barang barang dulu, pembayaran dilakukan selang 2 minggu... dan mereka kaget dan heran ketika mereka tahu sistem belanja kami.
”Kok supplier mu kejam banget sih, padahal suplierku apabila belanjanya sudah kayak situ, mereka pasti akan kirim barang,bahkan mungkin bisa 2 truk dikirim barang duluan.. ?” begitu kata mereka...
Awalnya saya berontak juga kalo saya gak boleh ngutang ke Rabbani. Tapi ternyata setelah saya ngobrol banyak dengan pemilik rabbani, sistem seperti itu yang paling bagus di negeri ini. SIAPAPUN TIDAK BOLEH HUTANG!! Dengan begitu, bisnis kita akan tetap jalan. Dengan saya bayar cash ke rabbani, maka semangat saya untuk menjual barang akan tetap tinggi. Tiap hari saya mecari strategi bagaimana agar barang bisa terjual. Karena kalo tidak, keuangan saya akan berhenti di barang. Apabila terjadi demikian, bukan kesalahan kenapa gak boleh ngutang, tapi kesalahan kita kenapa kita tidak segera menjual barang tersebut...
Jadi kesimpulannya pembaca, kita harus tegas, pelanggan kita harus cash pembayarannya ke kita. Lha trus kalo saklek gitu, mereka akan pindah ke toko yang lain dong...? Iya! Biarkan saja, lebih baik kehilangan satu pelanggan yang biasa ngutang daripada kita kehilangan bisnis kita...
Dan kita juga harus disiplin membayar cash ke suplier kita... sehingga semangat kita akan terus meningkat day by day... dengan melihat barang yang menumpuk di gudang, itu adalah uang kita... maka juallah segera, jadikan uang....

Pembaca,
Obrolan terakhir dengan kakak ipar saya adalah mengenai Karyawan, atau siapapun yang ikut dengan kita dan membantu mendukung bisnis kita...
Dengan usaha kita yang semakin berkembang, kita tidak mungkin akan menghandle sendiri semuanya. Kita butuh orang lain.
Namun demikian kita sebenarnya tidak membutuhkan karyawan yang jago accounting, jago IT, dsb. Kita hanya butuh karyawan yang JUJUR dan DISPLIN. Itu saja! Kalupun mereka punya nilai plus untuk acounting, dsb, alhamdulillah, itu berkah buat kita…
Banyak usahawan yang bangkrut karena karyawan, sama halnya dengan piutang tadi, kita bisa bangkrut total karena karyawan.
Nah, untuk hubungan dengan karyawan, saya sudah menerapkan hal-hal sebagai berikut: (bisa di contoh kalo baik, dan yang penting, saya butuh masukan lagi dari pembaca.. :)…

1.
Test kejujuran tiap saat.

*
Diwaktu tertentu, saya menaruh uang di laci uang di toko. Uang yang saya taruh jumlahnya tidak genep. Mesti aneh, misale Rp. 123.650, 00, atau Rp.57.800,00, nah kalo sore hari mereka melaporkan ada kelebihan uang, mereka lulus.
*
Saya merobek tanpa sepengetahuan mereka, nota penjualan yang warna kuning (karbon). Sehingga sore hari mereka seharusnya melaporkan kehilangan 1 nota, tapi uangnya ada. Kalo melaporkan uangnya lebih, kejujuran mereka bagus.
*
Pemberian gaji disertai dengan slip gaji yang didalamnya tertera rincian gaji

Hal tersebut akan memberikan transparasi ke mereka tentang keuangan kita, dan mereka tahu asal gaji mereka. Juga didalamnya saya masukkan catatan-catatan, pesan-pesan dan sebagainya.

2. Gaji selalu berubah setiap bulan.

· Pemberian gaji yang saya lakukan adalah base on profit. Bonus profit saya alokasikan 0.5% dari total net profit . Karena karyawan saya ada 5 maka saya memberikan bonus sekitar 2.5% dari total profit ke karyawan...

· Hal itu akan memacu semangat ke karyawan untuk meningkatkan omzet penjualan yang korelasinya akan meningkatkan profit, dari waktu ke waktu.

· Juga ada bonus yang lain, seperti kedisiplinan, kerapian, keramahan kepada pelanggan, dsb.

· Namun saya terapkan juga untuk potongan gaji. Potongan gaji saya lakukan apabila karyawan seperti sering terlambat, banyak ngobrol, judes ke pelanggan, dsb...

Jadi dengan adanya perubahan gaji tiap bulan, karyawan terus akan penasaran, gaji saya bulan ini berapa ya...?

3. SMS Tahajjud, Dhuha dan Puasa.

*
Yang ini menyadur persis dari karyawan Rabbani. Jadi seminggu 2 kali, mereka saya sms diwaktu tengah malam untuk melakukan sholat tahajjud. Apabila mereka menjawab sms saya, saya percaya mereka melakukan tahajjud. Sekali mereka melakukan tahajud, saya akan memberikan bonus gaji. Apabila mereka berbohong, itu hubungan mereka dengan Allah...
*
Juga untuk sholat Dhuha, pagi sebelum berangkat ke toko, mereka wajib untuk melakukan sholat dhuha. Dan mereka hanya mencentangkan check box di lembar absen tiap hari apabila dhuha pada hari itu dilakukan.
*
Juga Puasa senin kamis, saya memberikan bonus khusus untuk karyawan yang melakukan puasa senin kamis..

4. Saya tanamkan ke pikiran mereka, bahwa saya tidak akan memakai mereka selamanya sebagai karyawan saya. Mereka pasti juga kepengen jadi TDA kan? :) Satu-satu mereka saya tanya, akan berapa lama mereka menjadi karyawan saya, jawabannya macem-macem, ada yang bilang 2 tahun, ada yang bilang sampai selamanya, malah ada yang gak tahu sampai kapan...

Saya berkata kepada mereka....,

”...disini adalah ajang untuk belajar bisnis. Inilah sekolah yang sebenarnya, yang bisa dipakai untuk bekal hidup ke masa depan. Belajarlah, kumpulkan gaji sebagai modal nantinya, kalo sudah siap, buka lah usaha sendiri. Sukur-sukur mau berpatner dengan saya nanti untuk melakukan penjualan kerudung Rabbani...”

Dan setiap kali saya berkata seperti itu ke mereka, saya melihat pancaran semangat dari dalam hati mereka... dan saya senang melihatnya....

Demikian Pembaca, 3 Faktor yang dibahas di atas, yaitu Modal, Piutang dan Karyawan, itu hanyalah sebagian dari pondasi untuk membangun bisnis. Tapi apabila 3 faktor tersebut bisa kita atasi, insya Allah, kita bisa lebih mudah mengatasi hal yang lain...

Dan obrolan sore itu antara saya, istri saya dan kakak ipar istri saya berakhir...karena bedug magrib....

Demikian, semoga bermanfaat, dan saya berharap sekali untuk comment-nya....


Salam,
Yoyox.
www.rabbaniku.blogspot.com

05 April 2007

Pak Herizaly,

Cerita anda persis seperti yang saya alami tahun 2003-an dulu di Tanah Abang. Waktu itu paska kebakaran penjualan sulit sekali. Terpaksa barang saya jual secara piutang. Dengan menjual secara piutang ini cash flow saya jelas terganggu.

Repotnya, si pengutang itu datang dari satu keluarga. Maksudnya, dia mengutang bersama beberapa kerabatnya seperti ayahnya, adiknya, kemenakannya sampai menantunya. Kurang lebih ada 5 toko.

Satu per satu mereka mulai macet pembayarannya. Ada yang beralasan karena kena kebakaran, ada yang katanya lagi nyicil ruko bahkan ada yang karena istrinya melahirkan. Saya pikir, kredit macetnya kok dihubungkan dengan istrinya yang melahirkan? Emangnya saya yang menghamili?

Memang pada kondisi seperti itu kita sebagai pedagang tidak punya pilihan. Kalau tidak ngutangin, akan kehilangan pelanggan.

Singkat cerita, para pengutang seperti ini telah "sukses" membangkrutkan bisnis saya. Memang, mereka berkomitmen mencicilnya. Tapi, alhamdulillah sampai sekararang tahun 2007 belum lunas, tuh!

Saya diberi saran oleh Pak Tung DW yang waktu itu jadi business coach atau konsultan saya. "Berani ngutangin harus berani nagih", katanya. Itu yang tidak saya lakukan. Sebab, kalau saya tagih mereka akan pada kabur dan pindah ke toko lain. Padahal, setelah saya renungkan orang-orang seperti ini adalah benalu atau penyakit di bisnis saya.

Akhirnya, dengan perjuangan berat saya perlahan-lahan meninggalkan mindset cara berdagang berisiko seperti itu. Saya ingin mencari "peace of mind" dalam berbisnis. Ada uang, ada barang. Titik. Risikonya memang ada. Tidak semua pembeli bisa menerimanya.

Saran saya, sebaiknya Pak Herizaly berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan uang tunai. Apa pun caranya. Salah satunya adalah dengan membangun merek yang kuat. Jadi, produk kita tidak terjebak menjadi komoditi yang harganya bisa dibanding-bandingkan dengan produk serupa. Memang mahal dan butuh waktu.

Saya mengibaratkannya dengan menanam pohon kelapa yang memakan waktu lama namun hasilnya bisa kita wariskan kepada anak cucu. Dibandingkan dengan menanam pohon toge yang hanya sekali panen lalu tanam lagi terus menerus. Capek deh!

Semoga bermanfaat.

Salam FUUUNtastic!
Bersama menebar rahmat

Roni

04 April 2007

TDA adalah Demokrasi

TDA adalah DEMOKRASI

Sebelumnya saya membuka usaha pakaian di Banda Aceh.
Saya beli barang ( khusus pakaian pria ) di Jakarta lalu saya kirim ke sana.
Toko tidak terlalu besar, sebab banyaknya toko2 yg besar disana.
Hanya lantai bawahnya saja yg digunakan seukuran (4 x 10), lantai atas
sebagai gudang dan tempat istirahat saya dan karyawan.
Tanggapan masyarakat disana luar biasa, karena toko saya agak
berbeda dari yang pernah ada disana. Baik dari item barang maupun
pelabelan harganya. Walaupun kecil tapi gaya dept. store.
Alhamdullillah sekitar satu setengah tahun sudah berjalan, tapi ketika saya
habis tutup buku akhir tahun, berselang seminggu TSUNAMI menerjang Banda-Aceh.
Bangunan toko utuh tapi barang2 yg ada di area penjualan dan sebagian di
lantai atas kena air . HABIS SEMUA BARANG.

Karena orang tua berada di Jakarta, saya merasa lebih tenang dekat dg mereka.
Pertengahan tahun 2005 saya mencoba mencari peruntungan di Jakarta. Dengan di
bantu Paman, saya coba usaha di bidang rekanan. Yang kemudian saya tinggalkan
usaha itu, sekitar februari 2006 saya mencoba (kembali) membuka toko yaitu di tanah abang.
Saya Joint dengan pemilik toko yang dulunya adalah tempat saya ambil barang
untuk toko yang kena Tsunami di Banda-Aceh. Rekan joint saya tersebut bangkrut.
Adapun yg saya jual adalah celana jeans pria dewasa dan kemeja dengan wilayah pemasaran
daerah luar jawa.Karena rekan joint saya sudah punya langganan didaerah tsb, dg cara tempo
dalam pembayarannya. Produksi Jeans dg brand Leyyos dan Volcano sedangkan kemeja
menjadi agen.
Setahun sudah berjalan tapi yang terjadi BARANG HABIS TAPI KAS TIDAK ADA.
Persis seperti postingnya Pak Roni. Ini semua terjadi karena adanya kekilafan
rekan joint saya (digunakan bayar hutang pribadi yg lama) dan juga barang2 yg di jual
ke konsumen, banyak yang menunda pembayarannya ataupun tidak membayar.
Bingung, bingung dan Pusing dg situasi dan suasana di toko yg penuh dg HURU HARA.
Lagi2 USAHA PENUH GUNCANGAN HEBAT.

(Tampaknya saya mengalami hal yang Pak Fauzi dan Pak Roni sampaikan)

Menariknya, Sohib&Guru saya mengajak ke TDA. Saya mulai
membaca blog2 milik bapak2 lainnya. Ke TDA an saya yg agak pudar,
mulai dikit2 dan perlahan2 dg pasti agak mulai berwarna.
Walaupun toko masih jauh dari stabil tapi saya mencoba terus utk
dapat keluar dari huru hara itu.

Dari TDA untuk TDA dan oleh TDA.


Herizaly

Ini Semua Adalah Antara Engkau dan Tuhan

Ini Semua adalah Antara Engkau dan Tuhan*

Orang-orang sering kali tak bernalar, tak logis dan egois
Meski demikian, maafkanlah mereka

Bila engkau baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois
Meski demikian, tetaplah bersikap baik

Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu
Meski demikian, tetaplah jujur dan berterus terang

Bila engkau sukses, mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati
Meski demikian, tetaplah meraih sukses

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam
Meski demikian, tetaplah membangun

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki
Meski demikian, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya
Meski demikian, tetaplah lakukan kebaikan

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak akan pernah cukup
Meski demikian, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik

Ketahuilah, pada akhirnya....
Sesungguhnya ini semua adalah masalah antara engkau dengan Tuhan
Tidak akan pernah menjadi masalah antara engkau dengan mereka

(Bunda Theresa)

* Puisi ini dibacakan oleh Pak Yusef saat penutupan seminar The Luck Factor.

Gagal Adalah Sebuah Keputusan

Gagal Adalah Sebuah Keputusan

Pernahkah Anda mengalami, dimana hasil dari usaha Anda
tidak sesuai dengan harapan Anda. Pasti pernah. Saya
juga pernah. Hal ini mungkin sangat biasa bagi para
pebisnis. Target telah ditetapkan, strategi telah
dipikirkan masak-masak, rencana telah disusun, dan
tindakan pun telah dilakukan. Namun hasilnya? Ternyata
tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau hasilnya
sama atau melebihi yang kita harapkan tentu tidak
apa-apa, tapi kalau jauh dibawah yang kita harapkan,
terkadang membuat kita berpikir, yah ... gagal deh.

Tapi sesungguhnya apakah gagal itu? Saya jadi teringat
sebuah cerita. Anda mungkin pernah mendengarnya dari
orang lain. Tapi tidak apa-apa, saya ulang saja. Ini
tentang seorang dukun Indian tua yang terkenal sangat
sukses. Seperti Anda tahu, tugas utama dukun Indian
adalah melakukan tarian memanggil hujan. Tidak setiap
kali dukun Indian menari akan terjadi hujan, makanya
tingkat keberhasilan dukun Indian diukur dari berapa
kali hujan terjadi dibanding berapa kali dia menari.
Nah, dukun Indian kita ini tingkat keberhasilannya
mencapai 100%. Setiap kali dia menari, pasti terjadi
hujan. Sementara tingkat keberhasilan dukun Indian
lain, rata2 hanya 50% – 60%.

Berita kehebatan sang dukun tua tadi sampai ke telinga
seorang dukun muda yang sangat berbakat. Dukun muda
ini penasaran karena tingkat keberhasilannya baru 70%.
Jadi rata2 dari 10 kali dia menari, tujuh kali
berhasil terjadi hujan. Penasaran, dukun muda ini pun
memutuskan untuk “apprentice“ kepada dukun tua.
Dipelajarinya setiap langkah, gerak, dan mantra yang
diucapkan si dukun tua. Dukun muda pun melakukan
duplikasi. Bahkan tidak berani ATM – Amati Tiru
Modifikasi, tapi ATP - Amati Tiru Persis. Hingga dukun
muda pun puas karena sudah bisa menduplikasi tarian
pemanggil hujan milik dukun tua. Dukun muda pun
kembali ke kampung nya.

Namun, setelah menerapkan seluruh ilmu dukun tua,
ternyata tingkat keberhasilannya hanya naik sedikit
menjadi 75% masih jauh dari 100%. Dukun muda pun
kembali ke kampung dukun tua untuk protes, karena
pasti masih ada rahasia yang disembunyikan. Dukun muda
pun mendemonstrasikan tarian nya di depan dukun tua.
Dukun tua setelah mengamati mengkonfirm bahwa tarian
dan mantra2 dukun muda sudah betul dan tidak ada yg
salah. Dukun muda pun semakin bingung, apa perbedaan
antara dia dan dukun tua. Dukun muda pun pamit pulang.
Sesaat sebelum dukun muda meninggalkan tenda, dengan
mengisap pipa rokoknya dukun tua berkata: “Oh ya,
sudahkah aku katakan, bahwa setiap aku menari, aku
tidak pernah berhenti hingga hujan datang?“ Ya. Tidak
pernah berhenti! Itulah perbedaan antara sang dukun
yang sukses 100% dengan yang lain.

Keputusan untuk berhenti, atau terus, itulah rupanya
gerbang yang membedakan antara keberhasilan dan
kegagalan. Ketika Anda menghadapi bahwa hasil yang
Anda harapkan tidak sesuai rencana Anda, ada dua
pilihan bagi Anda:

- Berhenti, dan mendeklarasikan kegagalan, atau

- Menganggap hasil tadi sebagai feedback untuk
merevisi strategi Anda, dan Anda mencoba kembali
dengan strategi baru.

Jika Anda memilih gagal, maka pilihan pertama dapat
Anda ambil. Sementara orang-orang yang tidak pernah
gagal, akan memilih pilihan kedua. Mereka menjadikan
hasil yg tidak sesuai harapan tadi sebagai masukan,
menyusun strategi baru, dan mencoba kembali. Kalau
hasilnya masih tidak sesuai, strategi kembali
dirumuskan ulang, dan tindakan baru diambil. Demikian
berulang-ulang. Hingga “turun hujan“. Jadi gagal, dan
juga berhasil, adalah sebuah keputusan. Terserah Anda.

Fauzi Rachmanto

Cash Flow Is King

Cash Flow Is King

Pernyataan Brad Sugars ini saya temukan lagi kebenarannya waktu melakukan survei lapangan di sebuah perusahaan agrobisnis di Purbalingga pekan lalu.

Bisnisnya besar, omsetnya oke banget, pasarnya besar. Sekilas tidak ada masalah berarti yang bisa membahayakan bisnis itu.

Setelah dicek lebih dalam, ternyata cash flow-nya bermasalah. Uang yang didapat setiap hari "lenyap" entah ke mana. Maksudnya, begitu dapat uang langsung habis untuk keperluan operasional. Parahnya, yang lebih sering terjadi adalah kekurangan cash setiap hari.

Soal profit, jangan ditanya. Di atas kertas, bisnis itu bisa menghasilkan ratusan juta rupiah per bulan. Tapi, karena mis-manajemen dan manajemen kas yang kurang profesional, profit itu tidak tercermin di dalam cash flow tersebut.

Bisnis besar atau pun kecil harus bisa mengelola cash flow setiap hari. Cash flow ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh. Kalau ada yang macet atau tidak mengalir, itu adalah peringatan dini akan bahaya lebih besar akan datang. Mungkin penyakit darah tinggi, atau bahkan jantung.

Kenapa saya bisa ngotot dengan pernyataan ini? Ya, karena saya sendiri pernah mengalaminya. It's sad story...

Tapi, kalau nggak mengalami sendiri mungkin nggak belajar juga ya. Saya sudah tahu bahwa cash flow itu penting. Tapi dalam prakteknya sering mengabaikan. Sampai pada puncaknya adalah di bulan September 2003, di mana saya dan istri mau berlebaran di Palembang dan uang yang ada hanya cukup untuk ongkos pulang pergi saja. Tidak ada uang sama sekali di rekening bank.

Ke mana uangnya? Ada. Tapi nggak di tangan saya. Profitnya ada. Tapi ada di piutang macet, barang mati, sewa dibayar dimuka, dan sebagainya.

Di bisnis yang sedang saya analisis ini, indikasi itu kuat. Ke mana uangnya? Itu yang perlu ditelusuri dan dicarikan obatnya.

Saya senang bisa ikut membantu pemilik bisnis yang kesulitan seperti ini. Saya sendiri melihat ini adalah kesempatan bagi saya untuk menyumbangkan pikiran, meski pun bisnisnya berbeda dengan saya. Pada dasarnya bisnis itu sama saja. Produknya aja yang beda-beda.

Apa lagi pemilik bisnis ini juga bervisi yang sama dengan TDA. Ingin memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat dengan berperan di bidang perekonomian.

Pemiliknya adalah seorang ibu muda seumuran saya, sebut saja mananya Ibu Ani. Tapi, bisnisnya sudah luar biasa. Namun, dalam berbisnis dia memegang teguh prinsip-prinsip kejujuran dan kemaslahatan ummat.

Contohnya adalah, dia selalu berupaya menjual semurah mungkin produk-produknya kepada para petani. Dia tidak pernah mau ikut segala macam tender yang mengharuskannya dia menyuap aparat. Orang-orang seperti ini harus "dijaga". Mereka adalah asset bagi ummat dan bangsa.

Apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja cash flow? Ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Harus dibuat anggaran tahunan dan bulanan.

2. Harus dibuat sistim dan aturan untuk pembelian. Untuk menghindari over budget atau pembelian tanpa perencanaan. Indikasi ini saya temukan juga di bisnis Ibu Ani.

3. Untuk setiap rupiah yang keluar, harus dibuat analisis profit atau test and measure. Kalau rugi, stop atau diperbaiki. Kalau untuk diteruskan dan dikembangkan.

4. Harus disiapkan sistim kas kecil untuk keperluan sehari-hari.

5. Utang dagang dan piutang harus dimonitor dan dikontrol terus. Berani ngutangin, harus berani nagih, kata Pak Tung.

6. Laporan keuangan bulanan (Rugi Laba, Neraca, Cash Flow) harus tersedia secara Lengkap, Akurat dan Benar (BAL) kata Aa Gym, plus harus tepat waktu juga.

7. Setiap minggu harus dilakukan rekonsiliasi bank

8. Untuk bisnis yang perputaran uangnya cepat, harus ada laporan cash flow harian dan mingguan.

9. Catatan transaksi bank juga harus dibuat setiap hari

10. Ini juga kunci, stok opname. Harus dilakukan secara berkala.

Bisnis yang bermasalah dengan cash flow biasanya tidak melakukan hal-hal tersebut di atas. Memang rada merepotkan dan menyita waktu. Tapi kalau dilakukan dengan disiplin akan berdampak kepada "peace of mind" bagi pemilik bisnis di masa mendatang.

"Show me the money!", demikian sering diteriakkan oleh Tom Cruise dalam film Jerry McGuire. Ini ada benarnya dalam konteks "cash flow is king" tadi.

Bahkan, menurut Robert G. Nolan (salah satu orang mengubah mind set saya soal cash flow), profit itu adalah uang yang ada di dalam rekening anda. Maksudnya, kalau bulan ini profit 100 jutaan, uang itu bisa digunakan untuk beli Xenia secara kontan.

Dan, terakhir jangan lupa untuk selalu melakukan test and measure. Inilah faktor kunci yang sering diabaikan oleh pemilik bisnis. Bagaimana bisa tahu kalau langkah yang dilakukan berhasil atau gagal kalau tidak dilakukan test and measure?

Semoga bermanfaat.

Salam FUUUNtastic!
Cash flow is king

Roni