31 May 2007

Berenang Melawan Arus

Arus Listrik anda mungkin mengalir lebih baik melalui stop kontak yang
lain.

Seorang teman lama saya yang bekerja di Wall Street dan tidak bekerja
dengan lancar. Setiap kali saya menemuinya, Dia terlihat sangat
berantakan - tidak bahagia dan tidak sehat - Dan hal itu membuat saya
sedih. Saya menyukai orang ini, dan pada akhirnya saya memutuskan
untuk memberitahu kepadanya bahwa ia mulai terlihat seperti seorang
LOOSER. Sebenarnya saya membenci berbicara kasar dan buruk, tetapi
saya benar-benar memperhatikan dia dan ingin membantu. Dan ketika saya
menanyakan kepadanya, mengapa ia terus tinggal Wall Street, meskipun
itu sebenarnya tidak terlalu menghasilkan untuk dia. Ia menerangkan
bahwa keluarganya telah bekerja di sana bertahun ? tahun dan ia merasa
wajib untuk melanjutkan tradisi keluarganya itu, meskipun itu menyiksa
dirinya.

Ketika aku menanyakan kepadanya pekerjaan apa yang ia sukai untuk
dilakukan? ia menceritakan kepadaku bahwa ia mencintai merawat
kehijauan di Klub Golf miliknya. Ia mengenal lapangan golf, menjiwai
hal tersebut, dan memperhatikan hal tersebut dengan baik. Ia juga yang
mencintai pekerjaan ? pekerjaan Outdoors dan berhubungan dengan banyak
orang. Oleh karena itu saya mengusulkan bahwa ia terjun ke dalam
Bisnis golf tersebut daripada dia terus ? menerus menderita bekerja di
Wall Street. Saya juga menjelaskan bahwa ketidak bahagiaan nya itu
mungkin disebabkan karena beban tanggung jawab yang besar terhadap
keluarga nya.

Mendobrak suatu tradisi memang sulit, tetapi ia membuat suatu langkah.
Ia harus lebih dulu berenang ke hulu, di (dalam) perairan bermusuhan,
dan melawan terhadap arus yang lebih kuat- yaitu Tradisi keluarga dan
teman - temannya dan juga harapan. Ia memasuki bisnis golf tersebut,
di mana dia akhirnya menjadi sangat sukses. Ketika saya lihat dia
sekarang, dia selalu terlihat cerah dan sehat. Ia mempunyai suatu
babak baru pada hidupnya dan telah menjadi seorang yang berbeda sebab
ia mempunyai keberanian untuk melawan terhadap tradisi, mangambil alih
kendali pada hidupnya, dan BERUBAH.

Maka jika hidup anda bukanlah hidup yang anda kehendaki, janganlah
takut untuk menanyakan pada diri anda apakah anda melakukan apa yang
anda inginkan dan apakah ini yang terbaik untuk anda??? Ukurlah diri
anda dengan menghadapi perasaan, ambisi dan gol Anda, bukan mereka
atau orang lain. Hal itu Mungkin berarti akan melawan kehendak dari
teman, keluarga dan para rekan kerja, yang berpikir bahwa mereka
mengetahui yang terbaik untuk Anda. Sambungkan dengan Aliran listrik
milik anda sendiri. Dimana Listrik anda tersebut akan mengalir lebih
baik melalui stop kontak lain.

Oleh :Donald J. Trump
Pimpinan Trump Organization & Trump University

Sumber : www.yukbisnis.com

27 May 2007

VISUALISASI

(Sumber Mas J )

Teknik visualisasi dikembangkan oleh pesenam rusia untuk menciptakan gerakan-gerakan rumit yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya. Para penemu ataupun pebisnis sukses, secara tidak sengaja telah menggunakan teknik ini untuk mempercepat proses impian mereka.
Bayangkan anda sedang membuka lemari es anda. Kemudian anda mengambil sebuah jeruk limau berwarna kuning masam. Anda menaruhnya di meja, sambil mengambil sebilah pisau dan memotong jeruk menjadi dua. Selanjutnya anda angkat potongan limau sejajar hidung anda dan anda julurkan lidah anda ke depan. Perlahan tapi pasti, anda peras jeruk limau yang masam sampai menetes ke lidah anda. Apa yang anda rasakan? Apakah air liur anda keluar? Apakah itu kenyataan atau imajinasi anda? Kok bisa?

"Pikiran bawah sadar (subconcious mind) tidak dapat membedakan antara imajinasi atau kenyataan".

Segala informasi baik nyata atau tidak nyata akan direspon oleh subconcious mind sehingga menghasilkan reaksi hormonal. Inilah kelebihan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk memaksimalkan potensi kita. Trus apa manfaat visualisasi? Membangun jembatan antara impian kita dengan kenyataan. Dengan melakukan pengulangan visualisasi yang sama secara terus-menerus, maka kita membiasakan hormon dan organ tubuh kita untuk bereaksi seperti apa yang kita inginkan. Sepertinya sepele, tapi sangat membantu. Ambil contoh, jika anda mempunyai penyakit 'grogi' atau gemetar(serta keringat dingin keluar) saat ketemu dengan klien. Anda bisa memvisualisasikan(membayangkan) pertemuan anda dengan klien anda, seolah-olah anda sedang mengalaminya. Mulai dari saat anda berpakaian, berjalan dengan tegak, seperti seorang winner. Kemudian anda bertemu dan berjabat tangan, sambil mengatakan, "Apa kabar Pak Budi? Senang, akhirnya bisa bertemu bapak!". Bayangkan juga intonasi suara anda layaknya seorang 'sukses', cara anda menatap wajahnya dengan berani, tapi rendah hati. Bayangkan juga percakapan-percakapan yang anda alami. Kuncinya, seperti kenyataan yang anda inginkan dan ULANGI berkali-kali. TAPI tidak cukup hanya divisualisasikan, juga harus dipraktekkan. Saya tantang anda untuk mencoba, InsyaAllah anda akan mendapatkan apa yang anda impikan. Perlu diketahui bahwa, alam bawah sadar kita yang memerintahkan hormon kita untuk bekerja. Seperti rasa takut, terangsang, berani, benci ataupun sistem kekebalan tubuh kita.
Hati-hati dengan apa yang kita visualisasikan. Kenapa perkosaan banyak terjadi? Karena media yang mereka tonton atau baca merangsang visualisasi imajinasinya. Dengan membiasakan memvisualisasikan hal-hal pornografi, alam bawah sadar terprogram untuk bereaksi secara spontan jika terdapat stimulus. Jika alam bawah sadar berbicara, kekuatannya melebihi alam sadar dan terjadilah perkosaan. Jadi berhati-hatilah dengan apa yang anda pikirkan, karena hal itu akan menjadi kenyataan.

Visualisasi Impian
Dengan mengetahui cara kerja otak kita, maka kita dapat mendapatkan apa yang kita impikan lebih cepat dan efisien. Bayangkan kenikmatan yang luar biasa saat anda mencapainya. Juga ciptakan rasa sakit atau penyesalan yang kuat, saat anda tidak dapat mencapainya. Kemudian, visualisasikan rencana kerja anda, seolah-olah anda sedang melakukan prosesnya. Lakukan koreksi terhadap rencana-rencana anda yang tidak sesuai. Setelah itu Take Action!

YOU ARE WHAT YOU THINK!

Review e-book, Mindset Sukses

Jalur cepat menuju kebebasan financial…ketika melihat judulnya…ehm ini dia yang saya cari-cari. Cara untuk mencapai kebebasan financial, pasti ada langkah-langkahnya dan caranya supaya cepat menuju kearah itu…tanya saya dlm hati. saya baca dg nyantai ternyata tulisan ini tidak membicarakan hal-hal yg saya inginkan, kok gini ya…saya baca terus dan …ehm hanyut juga, jadi pengen terus tahu apa sih yang ingin diutarakan oleh Mbak Jennie.

Buku ini tidak membicarakan tentang cara utk memperoleh pendapatan ataupun cara untuk membangun bisnis. Buku ini menuturkan bagaimana membuat mindset kita adalah kesuksesan. Mindset sukses menyadarkan kita capailah tujuan dg pikiran2 positif dan bersyukur setiap saat. Kenalilah diri sendiri lebih dulu agar dapat melakukan penjelajahan yg lebih luas.

Keyakinan adalah intinya. Kita dapat mencapai tujuan dg landasan keyakinan dan usaha. Keyakinan akan sukses bukan sesuatu yg diberikan melainkan harus disertai dg usaha. Upaya terus menerus dlm membentuk mindset sukses kita. Pembahasan yg meliputi gaya, tujuan hidup dan melipatgandakan network memastikan kita akan dapat mencapai kebebasan financial.

Saya pikir buku ini bukan hanya memuluskan kita dlm mencapai kebebasan financial melainkan dapat memastikan kita mencapai semua tujuan yg dinginkan dalam hidup kita.

Mengapa ? karena sukses adalah mindset kita. Dibutuhkan tehnik dalam mencapai mindset tsb dan ketika menemukannya diperlukan waktu ( percepatan) utk mencapainya.
Agar dapat menjadi cahaya yg tak kunjung padam.


Salam

Heri




21 May 2007

Diktator Ide Pembunuh Ingatan

(Oleh : Gede Prama)

Seorang rekan yang pernah dikirim ke rumah sakit jiwa untuk menjalani test menjadi manusia waras, punya pengalaman menarik. Hanya karena tanda tangannya yang dianggap aneh oleh seorang dosen, maka jadilah dia salah satu kandidat penghuni rumah sakit jiwa. Pertanyaan pewawancara yang sering diulang-ulang adalah tentang nama orang tua. Di awal ditanya, di pertengahan ditanya, dan terakhir ditanya lagi. Untungnya, dia bisa menjawab dengan nama orang tua yang sama. Sehingga loloslah dia dari stempel sebagai orang gila. Menurut rekan ini, inti dari seluruh test ini hanya soal ingatan.

Saya memang bukan seorang pakar psikiatri. Rekan di atas, yang mengidentikkan waras atau gila hanya berkaitan dengan ingatan, tentu saja terlalu sederhana. Namun, sangat penting bagi manusia normal untuk memiliki ingatan yang sehat.

Sayang seribu sayang, ada banyak sekali konsep manajemen - terutama yang berbentuk manual - yang tidak membuat kita semakin sehat di sektor ingatan. Sebaliknya, bahkan membuat kita semakin pelupa dari hari ke hari.

Sebut saja manual Philip Kotler dalam bentuk segmentation, targetting, positioning (biasa disingkat STP) yang sampai sekarang masih ditempatkan bak seorang 'dewa'.

Sejak pertama kali manual ini ditulis puluhan tahun yang lalu hingga sekarang, sebagian komunitas marketing seperti terbius tanpa daya. Sebab, mereka hanya berputar di sektor STP. Lupa - atau malah kehilangan ingatan - kalau keadaan sekarang dibandingkan dengan keadaan saat STP dimanualkan, sudah sangat berbeda.

Ibarat membandingkan tubuh kita dengan foto di zaman masih muda dulu. Bila ada orang yang membandingkan tubuhnya di umur 50-an, dengan fotonya saat berumur 21, kemudian menyebut bahwa fotonya benar dan cermin di depannya yang keliru, ingatan orang ini tentu saja diragukan.

Setali tiga uang dengan pengandaian foto di atas, jutaan penggemar Kotler dengan STP-nya, Hammer dengan reengineering-nya, Argyris dengan double loop learning-nya, IMF dengan konsep rekapitalisasinya, atau Taylor dengan scientific management-nya, kalau mau jujur, ingatannya sedang terganggu.

Dikatakan demikian, 'potret' (baca : kerangka) yang dibuat jauh-jauh hari sebelumnya, hanyalah wakil dari masa lalu yang statis. Dan, wakil tadi membuat mereka lupa ingatan, bahwa kita sedang hidup dalam masa kini yang bergerak.

Sebagai hasilnya, apapun dan siapapun yang berada di luar manual mereka, mudah sekali disebut salah, atau didudukkan pada kursi penghianat. Mengetahui - dalam dunia kaum lupa ingatan ini - berarti menjadi diktator terhadap orang dan kecenderungan yang lain. Padahal, mereka sedang diperbudak oleh keyakinan-keyakinannya sendiri.

Saya punya banyak sekali bukti tentang hal ini. Baik di dunia teori maupun praktek. Disamping konsep Kotler dan Hammer di atas, Chandler dengan structure follows strategy-nya, Weber dengan birokrasinya, Lawrence & Lorsch dengan pendekatan kontingensinya, Peters & Waterman melalui 7S Mc.Kinsey-nya, Mc. Gregor bersama teori X/Y-nya, Hofstede dengan budaya perusahaan, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Di dunia praktek, saya pernah bertemu pemilik perusahaan yang hanya melihat data dan kecenderungan dalam paradigmanya saja. Seorang direktur pemasaran sebuah merk sepeda motor terkemuka, pernah mencaci maki semua ide dan teori orang lain sebagai tidak jalan dan tidak berguna di depan umum. Seorang klien pernah memaki saya, hanya karena hasil riset organisasi oleh konsultan berbeda dengan keyakinan-keyakinan dia. Sejumlah manajer yang merasa diri pintar dan berhasil, kualitas argumennya tidak berubah antara saat memulai diskusi, dengan ketika mengakhir diskusi.

Digabung menjadi satu, baik dunia praktek maupun teori manajemen, sebenarnya sudah lama dihuni spesies manusia yang sekali masuk ke sebuah tempurung paradigma, kemudian lupa - atau tidak bisa - keluar lagi.

Mirip dengan apa yang pernah ditulis R. Bernstein (ed) dalam Habermas and Modernity (Oxford 1985) : "The growth of (purposive-instrumental rationality) does not lead to the concrete realization of universal freedom but to the creation 'iron cage' of bureaucratic rationality from which there is no escape"

Persis sama dengan manajemen, dengan semakin rasionalnya manajemen. Dunia manajemen bukan semakin bebas dalam melihat persoalan dan kecenderungan. Sebaliknya, malah semakin terperangkap dalam sangkar besi rasionalitas yang kaku dan membelenggu. Banyak orang bahkan bisa membuat sangkar, tetapi tidak bisa keluar dari situ.

Kotler belum berhasil keluar dari sangkar STP-nya. Demikian juga dengan ribuan atau bahkan jutaan pakar, praktisi dan konsultan manajemen lainnya.

Keadaan menjadi amat menyedihkan - sebagaimana kita alami di zaman ultra krisis ini - kalau ada pihak yang menjadi diktator dan memaksa agar kita ikut masuk ke dalam 'sangkar besi' mereka.

IMF dengan klien-kliennya, demikian juga dengan 'sangkar besi-sangkar besi' di atas, adalah contoh-contoh diktator ide yang amat menakutkan.

Betapa tidak menakutkan, sedang hidup dalam sangkar besi dan lupa ingatan, tetapi dengan penuh percaya diri serta yakin merasa sedang membebaskan peradaban.

Namun, jangan pernah lupa, tidak hanya IMF dan sekutu-sekutnya di atas yang menjadi diktator. Sayapun sedang menjadi diktator buat Anda. Bajunya saja yang berbeda. Baju diktator IMF adalah sangkar besi yang membelenggu. Sedangkan baju diktator saya adalah kebebasan. Sama saja bahayanya. Malah, saya mungkin lebih berbahaya. Sebab, sangkar besi itu kelihatan. Tetapi belenggu yang dihadirkan kebebasan tidak kelihatan.

Jadi, Anda sedang melakukan kekeliruan besar dengan membaca tulisan ini. Sudah diingatkan dari judul akan bahayanya diktator ide, malah membiarkan kepala didiktatori oleh konsultan manajemen paling gombal di negeri ini.

20 May 2007

Jangan Pernah Berhenti

( Sumber : Gede Prama )

Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford. Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : 'never give up' (jangan pernah berhenti).
Sejenak saya merasa ini biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.
Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder. Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal 'T' yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.
Tidak bisa tidur beberapa minggu, stres atau jatuh sakit, itu sudah biasa. Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di tempat saya mengajar.
Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan. Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka miliki demikian menggunung. Dari dipenjara, hampir dibunuh, disiksa, dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang.
Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet untuk tidak pernah berhenti ini, sering bersembunyi banyak kesempurnaah hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat batu berlobang. Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.
Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak, saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur Bali. Yang membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini saya dan istri bertemu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian menghibur.
Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi, ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya susah sekali melupakan kenangan manis bersama penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam, tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri.
Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan kerjanya dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto, demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan.
Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan, semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti.
Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di kantor yang diikuti keinginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : never give up.
Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas. Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : jangan pernah berhenti.
Saya kerap merasa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan pembantu di atas. Bayangkan, sebagai konsultan, pembicara publik dan direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan tetapi, mereka memiliki mental never give up yang lebih mengagumkan.
Kadang saya sempat berfikir, jangan-jangan tingkatan sosial dan penghasilan yang lebih tinggi, tidak membuat mental never give up semakin kuat. Kalau ini benar, orang-orang bawah seperti pembantu, pedagang bakso, satpam, supir, penyanyi rendahan, dan tukang kebunlah guru-guru sejati kita.
Jangan-jangan pidato inspiratif Winston Churchill - sebagaimana dikutip di awal - justru diperoleh dari guru-guru terakhir.

5 Langkah Menjadi Pengusaha

( Sumber : Mas J )

Siapa bilang jadi pengusaha sukar? Sama halnya seperti berenang dan menyetir. Sekali kita bisa, kita tak akan lupa. Masalahnya banyak orang yang belum "tuntas" belajarnya, sudah berhenti dan berkata "Bisnis itu susah, resiko". Berikut adalah 5 langkah kilat jadi pengusaha, yang sudah terbukti menghasilkan banyak pengusaha sukses. Tanpa banyak teori!

1. Hitung Untungnya

Kenapa kebanyakan orang tidak memiliki keberanian memulai usaha? Survey membuktikan, mayoritas orang menghitung resiko-resiko jika mereka membuka usaha dan kerugian yang akan dialaminya. Mereka mendengarkan kabar angin tentang usaha sejenis milik kenalannya yang bangkrut. Ataupun mereka menghitung BEP (balik modal) yang terlalu lama. Anehnya semua analisa tersebut dibuat oleh mereka sendiri, dihitung sendiri dan ditakuti sendiri. Seperti kawan saya yang akan membuka bengkel ganti oli, dia membuat perencanaan kerja. Tidak ada yang salah dengan perencanaan kerja lho, itu harus. Tapi, dalam perhitungannya dia menggunakan sistim perhitungan maju atau dari awal buka sampai brapa keuntungan yang akan didapat. Apakah anda seperti itu juga? Tidak salah juga. Ternyata setelah dihitung, dengan asumsi jumlah mobil yang ganti oli 20 perhari, tidak mencukupi untuk menutup operasional, seperti sewa tempat gaji, listrik dan sebagainya. Buntutnya, gak jadi usaha!
Coba kalo ngitungnya mundur, "Berapa untung yang anda inginkan?". Kemudian disusul dengan, "Bagaimana supaya bisa untung segitu?". Nah, dari situ kita mendapatkan langkah-langkahnya. Yuk, kita ambil contoh usaha bengkel tadi? Berapa tahun BEPnya jika anda hitung maju atau dari belakang? Ternyata 5 tahun. Kok lama ya? Knapa gak dibuat 5 bulan aja? Atau 5 minggu? bahkan 5 hari! Mana mungkin? Coba dibalik, "Bagaimana bisa mungkin?". Jika kita selalu manghitung ruginya atau untungnya kelamaan, kita jadi tidak termotivasi untuk mulai. Jadi dengan menghitung untungnya lebih cepat, kita akan semangat untuk mulai.
Tapi bagaimana jika tidak seperti yang kita perhitungkan? Maka, ciptakan target atau harapan baru. Toh, jika anda hitung ruginya, juga belum tentu tepat, benar gak? Trus, ngapain nakut-nakutin diri sendiri dengan kerugian?! Kecuali, usaha tersebut bukan usaha yang pertama, maka patut kita rencanakan dengan matang.
Jadi boleh gak mulai usaha dengan banyak menghitung ruginya? Boleh! Hitung ruginya, jika anda tidak mulai usaha secepatnya. Misalnya, gimana jika di PHK sebelum ada usaha? Gimana jika tidak dibuka usahanya, kemudian keburu dibuka orang lain? Gimana kalo ternyata usahanya booming, sedangkan kita gak jadi buka usaha karena banyak ngitung? Rugi kan?
Maka dari itu, jika mau jadi pengusaha, banyaklah berfikir optimis (tapi realistis), banyak hitung untungnya, jangan banyak hitung ruginya.


2. Ciptakan kondisi kepepet

Beberapa orang sukses karena mereka punya visi yang sangat jelas, tapi lebih banyak orang sukses dari kepepet. Memang seperti itu hukumnya. Nenek-nenekpun bisa loncat pagar setinggi 3 meter saat kepepet. Masih ingat saat-saat sekolah dulu? Kita kenal istilah SKS=sistem kebut semalam. Karena besok ujian, otak kita akan kita pacu lebih cerdas. Gimana aktualisasinya dalam bisnis? Anda bisa memberi Dp/uang muka tempat usaha anda kelak. Terima order juga membuat anda terpacu. Ceritakan ke banyak orang tentang usaha yang akan anda buka, beritahu tanggalnya! Sehingga setiap kali ketemu kawan anda, dia akan mengingatkan anda. Resign dari tempat kerja dan full time menjalankan usaha sendiri.
Daya ungkit kepepet berarti membakar jembatan terhadap segala sesuatu kemungkinan untuk mundur. Pokoknya Bagaimana Harus Mulai Usaha Secepatnya!
Target-Rencana-Jerumuskan

3. Mulai dari ATM

Pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh orang yang mau mulai usaha adalah "mulai dari mana?" Misalnya anda sudah memiliki ide usaha, membuka manicure&pedicure(m&p), salon perawatan kaki&kuku yang sekarang lagi tren. Dari mana anda mulai? Dari mana anda biasa berlangganan atau mana salon m&p yang paling terkenal?
Coba AMATI bagaimana mereka menjalankan bisnis. Anda bisa mulai dengan berpura-pura menjadi pelanggan, tanyakan segala macam perawatan yang mereka sediakan. Minta brosur jika ada. Jika memungkinkan, temuin yang punya, karena dialah yang paling tahu detailnya. Siapa saja pelanggan tetapnya? Berapa omsetnya satu bulan? Kenapa dia memutuskan membuka m&p, kok nggak bisnis yang lain? Tulis detail pengamatan anda, jangan hanya disimpan di memori otak. Cara yang lain untuk mendapatkan informasi dengan murah adalah lewat Internet/web. Anda tinggal masuk ke search engine seperti www.google.com atau www.yahoo.com. Sangat mudah sekali, cukup ketik subyek yg ingin anda cari, misal: manicure pedicure. Sekejap mata akan keluar list web yg berhubungan dengan m&p. Saya juga menggunakan cara yang sama untuk mendapatkan info bisnis.
Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana bisnis untuk membuka yang m&p serupa. Bisa anda susun dari hasil survey anda, atau juga bisa 'TIRU' dari bisnis serupa yang di-franchise-kan, melalui web juga. Jika di hari gini masih bilang 'gaptek', ya jangan berharap bisa bertahan bisnisnya. Wong supir saya aja pun bisa main internet. Enaknya kalo bisnis, nyontek itu diijinkan asal tidak berhubungan dengan hak paten.
Langkah terakhir adalah memoles apa yang sudah ada. Menambahkan unsur differensiasi(perbedaan)nya, menambahkan keunggulan produk/servis kita dibanding salon lain. Differensiasi bisa di produknya, misalnya dengan memberi kualitas yang lebih baik, harga terjangkau. Atau di servisnya yang ditambah, misal ada gratis poles kuku 1 kali. Bisa juga di atmosphere(suasananya), dengan menampilkan interior dan seragam yang khas keraton, seolah-olah seperti 'ratu' yang sedang dirawat, lengkap dengan aroma terapinya. Gimana kalo udah ada yang melakukan itu? Tinggal tergantung dari kreatifitas kita aja. Kalo yang lain pake baju keraton, tempat kita pake baju Jepang, interiornya juga khas Jepang. So simple! Modifikasi juga bisa dilakukan sambil berjalan. Tidak perlu sempurna saat memulai, tapi menyempurnakan setelah dimulai.
What next? Tinggal dibuka saja usahanya. Sebaik-baik rencana, adalah yang dijalankan, bukan cuman teori. Seperti seorang kawan yang bertanya, "Bagusan mana buka bisnis A atau B?" Saya jawab,"Bagus yang cepat dibuka, bukan cuman ditanyakan!" Kalo anda bimbang memilih bisnis yang cocok, tulis aja di kertas kecil, satu-persatu ide usaha anda. Kemudian gulung & masukan ke kaleng, kocok dan ambil seperti narik arisan. Yang ditarik itu yang cocok untuk anda. Daripada mati penasaran karena tidak pernah mulai, mendingan mulai walau terjatuh. Setidaknya kita belajar sesuatu. Betul apa betul?

4. Pakai Dongkrak

Masih ingat cerita David(Nabi Daud)&Goliath? Dimana David menggunakan katapel untuk menyerang raksasa Goliath. Atau contoh lain, saat ban mobil anda bocor. Anda menggunakan dongkrak untuk mengangkat mobil yang ratusan kilo beratnya. Jika kita menggunakan tenaga kita saja untuk mengangkat mobil, jelas hal yang mustahil. Jadi fungsi dongkrak adalah membuat sesuatu yang berat jadi ringan, sesuatu yang tidak mungkin jadi mungkin. Begitu juga dalam bisnis, kalo mau berkembang cepat, ya pake dongkrak. Misalnya, bagaimana cara menjual donat 10000 buah perhari? Jika kita menjual seorang diri dan hanya mengandalkan orang datang membeli, ya mustahil. Tapi jika kita membentuk armada penjualan, ya jelas memungkinkan terjual.
Dongkrak atau daya ungkit dalam bisnis banyak macamnya. Tapi yang sering kita pakai adalah daya ungkit JARINGAN, daya ungkit UANG orang lain dan daya ungkit MINDSET. Jaringan, bisa berarti karyawan atau jaringan didalam perusahaan kita, bisa juga relasi bisnis. Semakin banyak tim (yang bisa diandalkan), semakin ringanlah tugas kita. Semakin banyak relasi bisnis kita, maka akan semakin cepat bisnis kita berkembang. Kok bisa? Bayangkan seandainya anda membuka usaha kontraktor di suatu kota yang sama sekali baru bagi anda. Tidak ada orang yang anda kenal. Semuanya mulai dari nol. How? Apakah usaha anda akan berkembang pesat? Sukar! Karena langkah pertama, anda harus mencari kenalan dulu (membentuk jaringan). Tapi bagaimana jika anda mengenal (dan dipercaya) oleh 10.000 orang di kota itu? Pasti lebih mudah dan cepat bagi bisnis anda untuk berkembang. Ilustrasinya, peluang itu selalu ada, tapi tidak selalu ditangan kita. Seringkali, peluang terpegang oleh tangan orang lain yang mengenal kita. Mungkin orang itu tidak membutuhkan peluang itu, tapi dia bisa mereferensikan peluang itu masuk ke kantong kita.
Tentu saja semuanya dimulai dari 'Rekening Kehidupan' yang kita tanam. Seberapa banyak bibit manfaat yang telah kita sebarkan ke orang lain tanpa pamrih. Sebanyak itulah jaringan kita yang bisa diandalkan.
Daya ungkit Uang orang lain sangat berguna untuk membesarkan usaha kita. Seringkali kita kepentok masalah modal, saat bisnis kita berkembang. Sebenarnya itu tanda-tanda kehidupan bisnis kita. Semua bisnis akan mengalami fase-fase seperti itu, kalo perkembangannya cepat. Masalahnya, kita masih berfikir bahwa bisnis harus pakai uang sendiri atau pemerintah. Ntah kenapa pemerintah selalu kena getahnya saat bisnis kita memerlukan modal. Wong pada saat membuka, pemerintah juga gak maksa. Mungkin jiwa kemandirian atau entrepreneurship itulah yang belum tertanam di bangsa ini. Kenapa tidak menggunakan duit (kerjasama) saudara, mertua, teman ataupun Bank. "Wah, susah pak pinjam di Bank, prosedurnya berbelit! Teman dan saudara juga paling gak mau." Nah, inilah gunanya daya ungkit yang ketiga, MINDSET ! Jika kita berfikir bisa atau tidak bisa, maka kedua-duanya benar. Jadi mana yang akan kita 'set' di otak kita? Selalu berfikir Bisa atau Tidak bisa?


5. Ngeyel dengan Strategi

Inilah jurus PAMUNGKAS dalam dunia usaha. Seperti seorang anak kecil yang belajar berjalan. Dimulai dari merangkak, dia berusaha meniru bagaimana ibu bapanya bisa berdiri, diapun belajar berdiri. Kadang kakinya yang belum ‘terbiasa’ dilatih untuk terbiasa berdiri. Setelah bisa berdiri, selangkah demi selangkah, si anak mulai belajar berjalan. Apakah langsung lancar? Impossible, kecuali bayi ajaib. Nah, apa yang terjadi? Dia mulai terjatuh, tapi dia bangun lagi. Jatuh lagi, bangun lagi. Pertanyaan saya, “Sampai berapa kali seorang ibu/bapak akan memberi kesempatan kepada si anak untuk belajar berjalan, sampai akhirnya menyerah? 5kali, 10kali, 100kali, 1000kali, atau…..? Pasti semua menjawab,”SAMPAI BISA BERJALAN”. Oleh sebab itu kita bisa melihat semua orang normal berjalan di muka bumi ini. Inilah FORMULA AJAIB untuk sukses.
Sekarang, “Berapa kali anda akan memberikan kesempatan kepada diri anda untuk menjadi PENGUSAHA SUKSES, sehingga akhirnya anda menyerah?!”. Dengan analogi yang sama, tentu saja SAMPAI BISA SUKSES! Tentu saja bukan sekedar ‘Ngeyel buta’, tapi NGEYEL dengan strategi. Tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ubah metodenya jika gagal. Cari jalan lain, lurus buntu, belok kanan, belok kiri, loncat keatas, buat terowongan, bahkan jika sudah mentok, ganti usahanya, untuk mengembalikan momentum.
Rejeki adalah suatu misteri, kadang kita mendapatkan di langkah ke 10, kadang kita baru mendapatkan di langkah ke 100. Trus, bagaimana kita mensikapi agar tidak down mental kita? Tetap OPTIMIS, ciptakan harapan-harapan baru, setiap kali kita gagal. Katakan pada diri anda, kurang 10 langkah lagi FINISH. Katakan seperti itu, setiap kali anda akan menyerah. Fokus ke Impian anda, bukan penolakan atau kegagalan! Dan camkan bahwa:
Tidak ada kegagalan, yang ada hanyalah PEMBELAJARAN
Pasti ada celahnya dalam bisnis. Jika seorang pebisnis tidak memiliki masalah, artinya bisnisnya tidak jalan. Masalah bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi.

Saya teringat saat-saat saya dalam kondisi minus, saya katakan kepada diri saya, “Jaya, inilah HARGA yang harus kamu bayar untuk menjadi sukses. Jalan terus, tatap ke depan, kesuksesanmu sudah didepan mata. Semua orang sukses mengalami hal yang serupa!” Sambil mengingat orang-orang yang saya cintai.
NEVER, NEVER, NEVER GIVE UP!

18 May 2007

Keliru Itu Indah

Oleh: Gede Prama


Dalam dunia olah raga kita, sepak bola adalah salah satu cabang olah raga yang jarang prestasinya membanggakan. Tentu saja, ada banyak sebab yang bersembunyi di balik fenomena ini. Namun, sulit mengingkari sebuah kenyataan, bahwa sepak bola adalah sejenis permainan yang amat bertumpu pada kecermatan mengelola perbedaan.
Sayangnya, tidak ada cabang olah raga baris berbaris yang diperlombakan. Coba kalau ada, saya yakin - lebih-lebih jika yang mewakili adalah sahabat kita dari ABRI - kita tidaklah mengecewakan.
Beda fundamental antara kedua jenis olah tubuh ini, sepak bola memerlukan perbedaan sebagai sarat utama, sedangkan dalam baris berbaris perbedaan ditekan sekecil-kecilnya. Keliru dalam baris berbaris, maka celakalah akibatnya.
Manajemen publik kita, kalau mau jujur, lebih dekat ke manajemen baris berbaris dibandingkan sepak bola. Bila ada pakar ekonomi politik mengkritik tentang aspek KKN dalam kontrak karya Free Port, disebut menghina pemerintah. Jika ada demonstrasi, disebutlah mereka antek komunis. Setiap inci perbedaan, bukannya dirangkai dan dikelola, malah ditempatkan sebagai kekeliruan yang mengganggu ketenteraman penguasa.
Padahal, ada banyak bukti yang menunjukkan, bahwa kemajuan peradaban manusia dibangun di atas jutaan tumpukan kekeliruan.
Sebut saja Columbus yang menemukan benua Amerika. Manusia pertama yang berani bermimpi bahwa kita bisa terbang. Penemu teknologi internet yang becita-cita tentang desa global yang disatukan komputer.
Kumpulan manusia yang membuat peradaban penuh dengan lompatan ini, secara jujur harus diakui, adalah kumpulan manusia keliru. Secara lebih khusus, jika dilihat dari kaca mata zaman mereka hidup.
Columbus dianggap keliru dengan berlayar terus ke barat. Sebab, pada saatnya akan tercebur ke dalam jurang yang menjadi ujung barat bumi, yang diyakini saat itu berbentuk datar.
Saat opini publik berkeyakinan, bahwa jarak satu negara dengan negara lain demikian jauh, perbedaan bahasa demikian banyak, siapa yang mengira bahwa komunitas manusia di bumi ini, bisa menjadi sebuah desa global melalui internet.
Dengan penuh ketulusan harus diakui, peradaban kita berhutang ke banyak manusia keliru. Sebab, lompatan-lompatan sejarah, lahir dari manusia yang disebut keliru oleh zamannya.
Dari keyakinan bumi datar di ajak melompat menjadi bundar. Dari telepon dengan kabel menjadi tanpa kabel. Dari komputer ke PC menuju note book dan bahkan ada yang menemukan hard disk sebesar koin tetapi dengan kapasitas besar.
Bercermin dari sini, menurut saya kemajuan peradaban berjalan dalam lingkaran kekeliruan. Bayangkan, apa yang terjadi bila manusia tidak bisa terbang dianggap sebagai kebenaran absolut tanpa kekeliruan sedikitpun ?.
Lebih dari sekadar kemajuan, hidup menjadi lebih dinamis dan bergairah bila ada yang berani mengatakan keliru terhadap sejumlah kemapanan berfikir. Susah digambarkan, bagaimana wajah kehidupan, jika kebenaran hanya satu dan dipercayai terus menerus.
Sekolah kerjaannya hanya menghafal kebenaran yang sama. Guru tidak diperlukan dan diganti mesin foto copy. Penelitian tidak ada gunanya. Dialog no way.
Dengan demikian, keberanian sejumlah 'oknum' untuk menyatakan keliru terhadap sejumlah opini publik, sebenarnya motor peradaban. Sekaligus, menghindarkan manusia untuk tidak menjadi dinosaurus yang punah karena tidak berubah.
Lihat saja pengusaha-pengusaha yang menggantungkan nasibnya ke keluarga Cendana. Dari dulu hingga cantelannya lengser, perilakunya tidak berubah. Sebut saja penguasa-penguasa tidak tahu diri yang dipaksa mundur. Semuanya mengindikasikan diri tidak berubah. Dan pada saat yang sama, menempatkan manusia yang berani menyebut mereka keliru pada posisi semenderita mungkin.
Bertolak dari sini, penguasa dan pengusaha mana saja yang hanya sibuk membenarkan diri sendiri, dan memusuhi siapa saja yang berani menyebut mereka keliru, cepat atau lambat akan menelan batu yang mereka buat sendiri.
Mungkin ada baiknya bercermin dari apa yang pernah ditulis Karl Popper di tahun 1958. Dalam The logic of scientific discovery, Popper menulis : 'science progresses most rapidly when we attempt to refute our theories and hypotheses rather than seek to confirm them'.
Meminjam argumen Popper, ilmu pengetahuan - demikian juga usaha dan perekonomian - akan berkembang sangat cepat kalau kita berani membuktikan bahwa pendapat kita keliru.
Dan harus diakui, tulisan ini juga berisi banyak kekeliruan. Wong kekeliruan koq disebut indah dan sumber kemajuan. Anda juga keliru dengan membaca halaman ini. Sudah tahu judulnya keliru dibaca juga.
Akan tetapi, dalam kekeliruan itulah terletak banyak sekali keindahan yang menjadi awal kemajuan.
Gede Prama beralamat di www.gedepramaideas.com

04 May 2007

Keyakinan Baru yang Mengubah Bisnis Saya

( Sumber Tulisan : Roni Yuzirman )

Saya baru saja selesai membaca bab 5 dari buku Master Your Mind Design Your Destiny-nya Adam Khoo. Buku ini menjadi favorit saya saat ini. Thanks Pak Yusef atas referensinya. Buku ini benar-benar lezat dan bergizi. Bab 5 ini membahas mengenai kekuatan keyakinan. Dengan segenap bukti, Adam Khoo meyakinkan pembaca bahwa dunia ini berubah menjadi seperti ini karena adanya segelintir orang yang punya keyakinan kuat dan menantang keyakinan yang ada di masyarakat pada umumnya.

Setelah saya renungkan dalam-dalam, rupanya topik ini ada kaitannya dengan perubahan dalam bisnis saya. Dulu waktu masih di Tanah Abang saya memegang keyakinan yang salah dalam berbisnis. Contohnya:

1. Untuk memulai bisnis harus punya modal yang kuat

2. Untuk dapat bersaing, harus menjual lebih murah dari pesaing

3. Untuk mengembangkan bisnis harus buka kios sebanyak-banyaknya

4. Untuk mempertahankan pelanggan, harus mau memberikan utang

5. Untuk menarik pelanggan dan mitra bisnis, harus punya lokasi strategis dan disain toko dengan menawan agar terkesan bonafid

6. Untuk menjadi sukses, saya harus kerja keras tanpa kenal lelah. Saya harus buka setiap hari tanpa kenal libur.

Kenapa saya punya keyakinan seperti itu? Menurut Adam Khoo, keyakinan itu timbul karena ada bukti. Saya meyakini hal-hal di atas karena melihat bukti-bukti yang mendukung keyakinan itu. Keyakinan itu ibarat meja dan empat kakinya. Meja adalah keyakinan dan keempat kakinya adalah bukti pendukungnya. Meja keyakinan akan dapat berdiri kokoh bila didukung oleh empat kaki bukti pendukungnya.

Ternyata, di luar sana ada keyakinan lain yang berlawanan dengan keyakinan yang saya pegang saat itu. Dan keyakinan berbeda itu pun punya bukti-bukti kuat pendukungnya. Ternyata ada juga keyakinan bahwa untuk memulai bisnis tidak perlu modal besar. Untuk bisa bersaing tidak perlu perang harga murah. Nah lho... Keyakinan saya mulai goyah.

Singkat cerita, dengan bantuan Pak Tung DW dan referensi buku-buku dari Action International, saya melakukan proses turning around bisnis saya. Saya merevolusi bisnis saya. Saat itu bisnis saya ibarat kapal Titanic yang sedang mengarah ke batu karang besar. Kalau tidak saya belokkan dari sekarang, pastilah akan menabrak karang.

Saya masukkan keyakinan baru dalam pikiran saya. Saya buang keyakinan lama itu. Saya mulai lagi dengan keyakinan baru yang berbeda 180 derajat. Inilah keyakinan baru itu:

1. Untuk memulai bisnis tidak perlu modal yang kuat. Tapi tekad dan keyakinan yang kuat, ditambah sedikit modal.

2. Untuk dapat bersaing tidak harus banting-bantingan harga. Saya malah menaikkan harga. Thanks Pak Tung atas sarannya.

3. Untuk mengembangkan bisnis tidak harus buka cabang sebanyak-banyaknya, melainkan mencari leads sebanyak-banyaknya. Thanks to Action International dengan buku-buku dan Leverage Game-nya.

4. Untuk mempertahankan pelanggan tidak harus memberikan utang, tapi memberikan sensational offer yang tidak mungkin ditolak oleh pembeli. Thanks to Pak Tung.

5. Untuk menarik pelanggan tidak harus dengan disain toko yang menawan. Sekarang "toko" saya malah ngumpet di sudut kampung. Jauh sekali dari kesan bonafid.

6. Untuk menjadi sukses ternyata tidak harus bekerja keras, tapi bekerja pintar. Saat ini penghasilan saya jauh lebih besar dengan waktu kerja lebih sedikit dibandingkan saat bekerja keras dulu.

Benar kata Adam Khoo. Untuk membuat perubahan ke arah lebih baik, saya harus mengubah mind set atau keyakinan saya dulu. Setelah keyakinan berubah, strategi pun berubah. Kemudian tentu saja, action-nya juga berubah. Sebenarnya ilmu dari Adam Khoo ini sudah ada dalam agama saya. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubahnya. Nasib bisnis saya tidak akan berubah sebelum saya sendiri mengubah cara berpikir, keyakinan, strategi dan action saya.

Setelah membaca bab 5 dari buku Adam Khoo ini saya merenung kembali. Ternyata masih banyak lagi keyakinan yang perlu saya ubah dalam aspek lain kehidupan saya, tidak hanya bisnis saja. Yang saya rasakan adanya perubahan signifikan baru dari sisi bisnis saja. Padahal ada sisi lain dalam kehidupan saya yang perlu saya ubah dengan keyakinan baru. Bismillah, saya akan mulai lagi mengidentifikasi keyakinan-keyakinan lama yang merusak dan kemudian mengganti dengan keyakinan baru yang mencerahkan.

Sekali lagi, thanks to Pak Yusef atas referensinya terhadap buku ini. Tadinya saya hanya melihat buku ini sebelah mata saja. Saya tidak membelinya karena saya anggap sama saja dengan bukunya Anthony Robbins. Ternyata saya salah. Buku ini sungguh luar biasa. Sederhana, jernih dan aplikatif.

Salam FUUUNtastic TDA!

Ubah keyakinan, ubah strategi, ubah tindakan, dan nasib pun akan berubah...