19 June 2007

Kado dari Adik

Kado Buat Sahabatku



Kenangan saat kos di Ambarukmo Yogyakarta, tahun 2000
Posting ini saya tulis, khusus untuk salah satu sahabat saya. Sengaja saya posting di sini, supaya para sahabat saya yang lain bisa ikut memperoleh manfaat atas sharing ini.

Wahai Shobat,
Banyak sudah hal yang kita lalui bersama. Suka duka silih berganti. Aku masih ingat betul, bagaimana engkau dengan tulus selalu membantuku. Melewati masa masa yang amat sulit dalam hidupku.

Saat kuliah dan sedang kepepet, aku berjualan salak pondoh. Yang aku petik langsung dari kebun pemiliknya di daerah Sleman. Disaat tidak ada yang mau beli, engkau adalah pembeli pertamaku. Aku tahu, mungkin engkau beli karena kasihan kepadaku.

Saat berjualan sandal, bahkan tanpa aku minta, engkau menawarkan ke seisi rumah di tempat kosmu, sehingga dari situ banyak sekali daganganku terjual. Saat aku ragu ragu menawarkan batik ke Pedagang Beringharjo, kau bantu dengan menemaniku. Engkau beli sesuatu ke pedagang itu, untuk membuka pembicaraan sehingga setelah itu aku bisa berkenalan dan menawarkan daganganku.

Dua minggu setelah wisuda, aku mendapatkan panggilan kerja di Jakarta, saat itu aku tidak tahu sama sekali daerah Jakarta. Akhirnya aku utarakan perihal ini kepadamu. Dengan tulus engkau bersedia menemani aku ke Jakarta. Pagi pagi aku sudah datang ke kos mu. Seperti biasa engkau masih tidur. Terpaksa aku bangunkan, karena kita tidak boleh terlambat sampai ke stasiun lempuyangan. Kereta ekonomi yang akan membawa kita ke Jakarta memang berangkat tepat jam 6 pagi.

Aku tidak tahu, mungkin itu pengalamanmu yang pertama naik kereta ekonomi. Setahuku, engkau memang selalu naik kereta eksekutif untuk pulang pergi Jakarta Yogya. Saat itu, aku memang belum mampu, membeli tiket kereta eksekutif untuk kita berdua. Masih ingatkah engkau dengan pengalaman lucu waktu itu.

Setelah berhenti di sebuah stasiun, kereta ekonomi yang kita tumpangi mulai berangkat lagi, tiba tiba ada teriakan histeris dari gerbong bagian belakang. Ternyata gerbong itu terlepas, sehingga tidak ikut tertarik ke depan. Kereta tersebut akhirnya harus mundur kembali untuk mengambil gerbong tersebut. Kita berdua sempat ketawa tawa sambil bertanya tanya : Kok bisa ya, gerbong lepas sendiri?.

Alhamdulillah, perjuangan kita tidak sia sia. Aku diterima bekerja setelah lulus serangkaian test. Waktu itu memang niatku hanya untuk mencari pengalaman satu dua tahun saja. Tetapi sayang, ternyata kebablasan sampai saat ini. Saat itu kita masih sering kontak, walaupun jarak cukup jauh. Aku sudah di Jakarta, sementara engkau masih di Jogya karena skripsimu belum selesai juga.

Seperti dugaanku sebelumnya. Setelah lulus aku yakin, engkau tidak ingin menjadi karyawan. Stylemu yang "seenaknya sendiri" dan "susah diatur" emang tidak cocok jadi karyawan. Kalaupun jadi karyawan, paling satu hari juga langsung kabur.

Prediksiku tepat sekali. Begitu lulus engkau memutuskan untuk segera berbisnis. Setelah berdiskusi sekian lama, akhirnya engkau memutuskan untuk membuka toko pakaian pria di Penayong Banda Aceh. Walaupun harus berpisah, aku tetap mendukungmu.

Perkembangan dan dinamika toko "FOKUS" selalu menjadi bahan dalam obrolan jarak jauh kita. Aku begitu terpesona dengan strategimu dalam membangun toko. Kurang satu tahun, penghasilanmu sudah berlipat lipat, jauh sekali diatas gajiku.

Saat engkau belanja ke Jakarta, adalah saat yang aku nanti nantikan. Tentu saja berikut oleh-oleh cerita seru seputar dinamika toko "FOKUS" yang engkau bangun. Dari situ sebetulnya aku mulai merasakan gundah. Darah entrepreneurship dalam diriku kembali mengusik diriku.

Apalagi saat engkau mengajakku untuk ikut mengepak barang barang belanjaan untuk dikirim ke Banda Aceh. Aku senang sekali. Termasuk saat kita hunting produk selama tiga hari di Bandung saat itu. Aku gembira sekali dengan aktivitas seperti itu. Aku seperti menemukan passionku kembali. Aku yakin engkau masih ingat, saat itu kita ditemani sepupumu, Fakhrudin, yang kuliah di ITB.

Aku panik luar biasa, saat tsunami menerjang Aceh tahun 2004 lalu. Aku nyaris putus asa, setelah beberapa hari tidak bisa mendapatkan kabar tentang dirimu. Ibumu selalu menangis, ketika aku menanyakan perkembangan kabarmu ke rumah. Semua nomor telpon dirimu di Banda Aceh aku calling tiap waktu. Namun tetap tidak ada hasilnya. Saat itu hatiku galau. Aku masih setengah tidak percaya. Apakah aku harus mengikhlaskan kepergianmu secepat itu.

Apalagi aku tahu betul kebiasaan "buruk"mu. Tsunami terjadi kira kira jam tujuh pagi. Saat itu aku yakin engkau pasti masih terlelap dalam tidurmu. Pikiranku saat itu jadi tidak karuan. Apalagi setelah melihat tayangan televisi. Betapa tsunami telah meluluhlantakan Banda Aceh waktu itu.

Hatiku bahagia sekali, ketika akhirnya menerima kabar bahwa engkau selamat. Aku bersyukur atas keajaiban ini. Sayang engkau tidak bisa langsung kembali ke Jakarta, karena masih banyak yang harus diurus disana. Aku juga sangat sedih ketika mendengar bahwasanya engkau kehilangan 65 orang kerabatmu. Bahkan beberapa diantaranya, aku kenal dengan baik.

Salah satunya adalah Fakhrudin, sepupumu yang mengantarkan kita kemana mana, saat hunting produk di Bandung waktu itu. Setelah selesai kuliah, Ibu Fakhrudin memintanya pulang ke Banda Aceh, tidak lama sebelum Tsunami. Karena Ibunya khawatir setelah nanti bekerja, akan berpisah lama lagi dengan Fakhrudin. Ibunya ingin melepaskan kangen lebih lama.

Ternyata takdir menentukan lain. Sampai saat ini, kita tidak pernah tahu lagi dimana Fakhrudin. Kita harus mengikhlaskannya bersama kerabat yang lain.

Pertemuanku denganmu setelah sampai di Jakarta, benar benar menjadi moment yang luar biasa. Kebahagiaan itu seakan menghapus kesedihanku saat melihat photo toko "FOKUS" yang penuh dengan lumpur. Toko yang begitu indah itu, menjadi salah satu korban keganasan Tsunami waktu itu. Aku tidak bisa membayangkan, berapa kerugian yang engkau alami. Namun sudah menjadi kebulatan tekad kita waktu itu, untuk bangkit kembali dan mengambil hikmah dari apapun yang kita alami.

Shobat,
Akupun mendukungku ketika engkau memutuskan untuk terjun ke Tanah Abang. Walaupun harus kita akui, tidak mudah "bermain" di sini. Bersaing dengan para pemain kakap memang kadang terasa melelahkan. Namun aku yakin, dengan semangat dan ketekunan kita, semua akan menjadi lebih mudah.

Shobat,
Aku bisa mengerti apa yang engkau risaukan saat ini.
Sebagai sahabat aku ingin memastikan bahwasanya engkau sudah melakukan yang terbaik.
Terbaik buat dirimu sendiri, buat keluargamu, dan orang orang disekitarmu.

Kita tidak perlu risau dengan apa yang dikatakan orang
We will go crazy, if we worry about what everybody else says about us.

We have to decide what we really want. That's the basis we start from.
We have to make our mind what we really want. We have to make up our mind what we are prepared to give up to get it.

Success is how we collect our minutes. We spend millions of minutes to reach triumph.

We can't change the world but we can change ourself, and if we change our self, suddenly we find the world has changed.

It's never too late to make a positive start on our lives.

Last but not least, I'd like so say..

Happy Birthday...Herizal Yuliansyah
I'm very proud of you
I wish you all the best

Salam

Your brother
Faif Yusuf

06 June 2007

Gagal Berbisnis? Investasilah di Pikiran Anda

(Sumber: Roni Yuzirman)

Saya pernah gagal dalam berbisnis. Tiga tahun membangun bisnis garmen di Tanah Abang sejak tahun 2001 dan 'berhasil' membuka tiga toko, akhirnya ditutup semua di tahun 2004 karena penjualan menurun dan banyak piutang yang tidak tertagih. Akhirnya cashflow berantakan. Terlalu banyak faktor penyebab untuk dijadikan alasan sebagai 'kambing hitam' dari kegagalan ini. Mulai dari kondisi makro yang tidak kondusif, kebakaran, pasar yang sembrawut, persaingan tidak sehat, isu pembongkaran, tidak ada habisnya alasan tersebut.... Alasan tersebut menjadi justifikasi atas kegagalan saya, sebelum salah seorang kawan memberitahu saya bahwa alasan kegagalan sebenarnya adalah karena kurangnya KNOWLEDGE (ilmu). Saya terkaget dan tidak bisa menerima vonis itu. Bagaimana saya yang sarjana ekonomi dan telah berhasil mengembangkan usaha menjadi tiga toko dalam tiga tahun dikatakan kurang knowledge? Setelah saya renungkan dalam-dalam akhirnya saya menerima vonis tersebut. Saya tidak bisa terus menerus menyalahkan faktor eksternal.

Lalu apa yang harus saya lakukan? Saya memutuskan untuk mulai lagi belajar dari nol. Saya investasikan waktu, uang dan pikiran saya untuk kembali belajar bisnis dari awal. Dulu saya menganggap bahwa investasi bisnis itu adalah sewa toko atau beli barang dagangan dan lain-lain yang bersifat fisik, sekarang saya tidak percaya lagi dengan itu. Investasi terpenting adalah di pikiran saya. Mulai saat itu, sekitar awal 2003 saya mulai berinvestasi untuk pikiran saya dengan mengikuti seminar-seminar, baca buku dan mencari mentor (bisnis coach). Alhamdulillah, setelah 'sekolah' lagi kurang lebih setahun, bisnis saya kembali bangkit. Bahkan hasilnya jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang saya alami sebelumnya. Robert Kiyosaki dalam bukunya Retire Young Retire Rich mengungkapkan daya ungkit (leverage) dari pikiran tersebut. Banyak penulis lain yang juga berpendapat sama dengan istilah yang berbeda-beda, "Think and Grow Rich", "The Power of Positive Thinking", "Thinking Big", dan sebagainya. Pikiran kita bisa kita arahkan ke arah yang kita inginkan. Caranya adalah dengan mengajukan pertanyaan yang positif. Dengan pertanyaan yang positif, pikiran dan tindakan kita akan mengarahkan kita kepada jawaban dari pertanyaan tersebut.

Contoh pertanyaan positif yang mendatangkan hasil luar biasa dalam bisnis saya:- Bagaimana caranya supaya penghasilan saya setahun bisa diraih dalam sebulan?- Bagaimana usaha saya bisa berjalan tapi saya tetap mempunyai banyak waktu luang?- Bagaimana supaya uang mengejar kita, bukan kita yang mengejar uang?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang begitu menantang. Tapi, yakinlah bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membimbing anda untuk meraihnya. Pikiran kita adalah doa. Hati-hatilah dengan pikiran anda. Apa yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Jangan sekali-sekali berpikiran negatif dalam hal apa pun, karena itu akan jadi kenyataan. Insya Allah, Allah akan membimbing kita menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut.

Saran saya bagi anda yang saat ini mengalami kesulitan dalam bisnis:
- Investasilah untuk pikiran anda. Cari dan praktekkan ilmu-ilmu yang bersifat praktis (melalui surfing internet, buku, seminar, training, mentor).
- Ajukan pertanyaan yang positif, spesifik dan menantang.
- Ikuti tuntunan yang diberikan Allah kepada kita melalui kejadian-kejadian yang tidak disengaja tapi menuntun kita ke arah yang kita inginkan (serendipity).

Mari kita bangun Indonesia dengan solusi.

Lima Cara Meningkatkan Omset dan Keuntungan Bisnis Anda

(Sumber: Roni Yuzirman)

Saya mendapat beberapa pertanyaan dari pengunjung blog ini tentang bagaimana meningkatkan omset usahanya. Pertanyaannya berbeda-beda, tapi ujung-ujungnya masalah ini juga.

Saya berusaha menjawab dengan pengalaman dan teori yang saya dapat selama ini. Jadi, yang saya tulis ini benar-benar telah saya terapkan, bukan sekedar kutipan dari buku. Ada pun teori yang saya dapat bukanlah dari buku-buku marketing yang bersifat akademis dan njimet yang diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan besar. Menurut saya tidak cocok untuk bisnis saya yang masih skala UKM yang anggarannya terbatas. Akhirnya saya temukan teori-teori marketing jalanan atau istilahnya “street smart” yang lebih membumi, murah dan gampang diaplikasikan.

Ilmu-ilmu tersebut saya dapatkan dari mentor saya Pak Tung DW, Brad Sugars, Jay Abraham, Jay Conrad Levinson dan Roger Konopasek. Mereka dikenal sebagai pebisnis yang menggunakan ilmu “street smart”.

Dari tokoh-tokoh di atas, saya banyak mengambil ilmu dari Brad Sugars, karena saya anggap lebih lengkap dan sistimatis. Mungkin saja Brad Sugars juga mengambil ilmu dari yang lain seperti Jay Abraham, karena saya lihat banyak kemiripan dan dilengkapi oleh Brad.

Jadi, bagaimana cara meningkatkan omset sekaligus keuntungan bisnis tersebut? Berikut ini adalah caranya yang lebih dikenal dengan istilah Five Business Chasis itu:

1. Perbanyak Prospek (Leads). Caranya dengan iklan, buka cabang, sebar brosur, ikut pameran dll. Misalnya, anda buka toko di mal. Rata-rata yang masuk ke toko anda secara tidak sengaja adalah 1000 orang, maka prospek/leads anda adalah 1000. Kemudian anda sebarkan brosur di pintu gerbang mal yang mengundang orang supaya datang ke toko anda. Katakanlah prospek yang yang masuk ke toko dari brosur tersebut adalah 100 orang, jadi prospek anda menjadi 1100. Semakin banyak yang masuk ke toko anda berarti semakin banyak prospek anda.

2. Perbanyak Jumlah Konversi (Conversion). Konversi adalah jumlah prospek yang akhirnya membeli produk anda. Misalnya dari 1000 prospek yang masuk ke toko anda ada 250 orang yang membeli. Artinya konversi anda adalah 25%. Bagaimana cara menaikkan konversi? Contohnya: berikan garansi, berikan jaminan purna jual, delivery gratis, dll.

3. Naikkan Jumlah Transaksi. Jumlah transaksi adalah berapa banyak transaksi yang terjadi di toko anda per hari, per minggu atau per bulan. Bagaimana cara menaikkan jumlah transaksi? Lakukan berbagai cara agar pelanggan anda lebih sering belanja, misalnya dengan memberikan hadiah, bonus, point, voucher dll.

4. Naikkan Jumlah Rata-rata Pembelian. Dari jumlah transaksi tersebut berapa rata-rata transaksinya? Misalnya toko anda memperoleh omset Rp. 1.000.000 per hari dengan jumlah transaksi 50, maka rata-rata transaksi anda adalah Rp. 20.000. Caranya? Anda pernah makan di McDonalds? Setiap kita akan membayar, pelayannya selalu tanya: “Mau tambah french fries pak?” Kalau kita jawab iya, dia akan tanya: “Yang large atau medium?” Kalau kita jawab tidak ingin french fries, dia akan tanya lagi: “Es krimnya mau pak?” atau “Mau coba wafflenya pak?” Begitu seterusnya.

5. Naikkan Margin Keuntungan. Misalnya harga pokok produk anda adalah Rp.750. Anda jual Rp.1000, maka keuntungan anda adalah Rp. 250 atau 25% (Rp. 250 : Rp. 1000). Kemudian anda naikkan harganya Rp. 100 menjadi Rp. 1.100, maka margin keuntungannya menjadi 32% atau naik 7%.

Mari kita lihat angka-angkanya:

Sebelum:
Prospek
1000 x Konversi 25% = 250 Orang Konsumen x 2 Transaksi x Rata-rata Transaksi Rp. 20.000 = Total Omset Rp. 10.000.000 x 25% Margin Keuntungan = Laba Rp. 2.500.000.

Dengan teknik-teknik di atas, kemudian kita berhasil menaikkan 10% saja untuk setiap point Business Chasis di atas. Mari kita lihat angka sesudahnya.

Sesudah:
Prospek
1100 x Konversi 27,5% = 302 Orang Konsumen x 2,2 Transaksi x Rata-rata Transaksi Rp. 22.000 = Total Omset Rp. 14.616.800 x 27,5% Margin Keuntungan = Laba Rp. 4.019.620.

Jadi, dengan kenaikan 10% saja dari setiap point Business Chasis di atas berhasil menambah laba sebesar Rp. 1.519.620 atau 61%!

Saya telah mencobanya.