09 April 2007

Modal, Piutang dan Karyawan

Sengaja saya ambil dari tulisannya Pak Yoyox,
enak dibacanya dan banyak pendekatan2 nya yg
brillian. Pendekatan agamis nya dalam hubungan dengan karyawan,
patut di tiru.

Salah satu kendala besar diawal memulai bisnis adalah modal (baca : DANA). Banyak orang yang mengeluhkan mereka tidak bisa membuka usaha karena tidak ada modal. Dan telah banyak saudara-saudara beliau yang datang padanya minta untuk diberi modal untuk usaha...

Namun dibalik kendala itu semua, modal (dana) ternyata menempati nomor sekian (bukan nomor 1) pada urutan ”hal-hal yang diperlukan ketika mulai membuka usaha”. Yang pertama dan utama menurut beliau adalah SEMANGAT... Dengan semangat, usaha tanpa modal pun, makelar misalnya, dapat berjalan. Itulah alasan mengapa beliau mendukung sekali, bahkan mau meminjamkan uang di bank untuk kita gunakan (walaupun yang nantinya yang bertanggung jawab untuk angsuran dan bunganya adalah saya), karena beliau ini melihat SEMANGAT yang ada di kami. Saya ”berani” untuk keluar dari Bank tempat saya menjadi TDB.
Jadi makna kecil yang bisa kita ambil disini adalah, apabila kita akan memulai usaha, jangan dulu memikirkan modalnya dari mana, sumber dananya bagimana, dst... itu nanti saja,. Sekarang, tumbuhkan dulu SEMANGAT dari kita. Orang akan mempunyai semangat apabila mempunyai MOTIVASI yang besar. MOTIVASI yang ada di kita HARUS berbeda jauuuuhhhh dengan orang-orang di sekeliling kita.... Selain itu kita harus tahu TRIGGER BUTTON dalam diri kita. Trigger Button adalah hal nomor satu pada diri kita, yang apabila kita berpikir tentangnya, ataupun tersentil sedikit, hati dan perasaan kita bergejolak hebat. Resiko apapun akan kutempuh...!!! Begitu kata kita apabila berpikir tentang trigger button. Trigger Button bisa bermacam-macam, bisa anak, ibu, nenek, dsb....
MOTIVASI apabila di kawinkan dengan TRIGGER BUTTON dalam diri kita, insya Allah, akan menjadi KEKUATAN SEMANGAT yang MAHA DAHSYAT....!!!
So, sebelum berpikir tentang modal, timbulkan dulu kekuatan yang dahsyat itu, niscaya tidak harus menunggu sampai berbulan-bulan, akan datang Modal (baca: Dana) ke kita, entah lewat teman ataupun saudara....

Kemudian yang kami obrolkan selanjutnya adalah tentang Piutang..
Kendala dan penyakit utama pada suatu perjalanan bisnis adalah PIUTANG. Piutang ini bagaikan serbuk gergajian bagi pengusaha saw mill. Artinya mengikuti siapapun yang mempunyai usaha. Banyak sekali rekan beliau yang dulu pernah sampai taraf ”kaya” kemudian bangkrut total gara-gara Piutang ini. Dan Piutang juga mengacaukan cash flow kita. Seberapa besar pun kekuatan modal dana kita, apabila yang namanya piutang ini menggerogoti kita tanpa kita sadari, niscaya, kebangkrutan hanya tinggal nunggu waktu. Piutang ini menurut beliau bagai buah simalakama. Sama dengan ulasan Pak RoNI di milis TDA beberapa waktu yang lalu. Kita akan kehilangan pelanggan apabila mereka tidak bolel hutang. Namun kita juga akan kehilangan usaha juga apabila terlalu banyak piutang...
Pembaca, partner bisnis saya, RABBANI, ternyata sudah mempelajari hal ini lama. Mereka tahu bahwa bisnis akan tersendat apabila memberikan pituang ke pelanggannya. Jadi selama ini, saya agen rabbani, dan agen-agen lain diseluruh Indonesia belum pernah dan tidak akan pernah mendapat piutang dari Rabbani. Hal ini tidak memandang kita sudah menjadi agen berapa lama, dan sudah belanja berapa. Sebagai gambaran, total belanja saya ke rabbani minimal dalam 1 bulan adalah 60 juta. Dan itu harus saya lakukan pembayaran secara cash. Jadi order dulu, fax PO, dan ketika barang sudah ready, mereka sms total harganya, saya transfer uang, mereka kirim barang. Gitu terus berulang.
Padahal di tetangga toko saya di Wonosobo, mereka selalu dikirim barang barang dulu, pembayaran dilakukan selang 2 minggu... dan mereka kaget dan heran ketika mereka tahu sistem belanja kami.
”Kok supplier mu kejam banget sih, padahal suplierku apabila belanjanya sudah kayak situ, mereka pasti akan kirim barang,bahkan mungkin bisa 2 truk dikirim barang duluan.. ?” begitu kata mereka...
Awalnya saya berontak juga kalo saya gak boleh ngutang ke Rabbani. Tapi ternyata setelah saya ngobrol banyak dengan pemilik rabbani, sistem seperti itu yang paling bagus di negeri ini. SIAPAPUN TIDAK BOLEH HUTANG!! Dengan begitu, bisnis kita akan tetap jalan. Dengan saya bayar cash ke rabbani, maka semangat saya untuk menjual barang akan tetap tinggi. Tiap hari saya mecari strategi bagaimana agar barang bisa terjual. Karena kalo tidak, keuangan saya akan berhenti di barang. Apabila terjadi demikian, bukan kesalahan kenapa gak boleh ngutang, tapi kesalahan kita kenapa kita tidak segera menjual barang tersebut...
Jadi kesimpulannya pembaca, kita harus tegas, pelanggan kita harus cash pembayarannya ke kita. Lha trus kalo saklek gitu, mereka akan pindah ke toko yang lain dong...? Iya! Biarkan saja, lebih baik kehilangan satu pelanggan yang biasa ngutang daripada kita kehilangan bisnis kita...
Dan kita juga harus disiplin membayar cash ke suplier kita... sehingga semangat kita akan terus meningkat day by day... dengan melihat barang yang menumpuk di gudang, itu adalah uang kita... maka juallah segera, jadikan uang....

Pembaca,
Obrolan terakhir dengan kakak ipar saya adalah mengenai Karyawan, atau siapapun yang ikut dengan kita dan membantu mendukung bisnis kita...
Dengan usaha kita yang semakin berkembang, kita tidak mungkin akan menghandle sendiri semuanya. Kita butuh orang lain.
Namun demikian kita sebenarnya tidak membutuhkan karyawan yang jago accounting, jago IT, dsb. Kita hanya butuh karyawan yang JUJUR dan DISPLIN. Itu saja! Kalupun mereka punya nilai plus untuk acounting, dsb, alhamdulillah, itu berkah buat kita…
Banyak usahawan yang bangkrut karena karyawan, sama halnya dengan piutang tadi, kita bisa bangkrut total karena karyawan.
Nah, untuk hubungan dengan karyawan, saya sudah menerapkan hal-hal sebagai berikut: (bisa di contoh kalo baik, dan yang penting, saya butuh masukan lagi dari pembaca.. :)…

1.
Test kejujuran tiap saat.

*
Diwaktu tertentu, saya menaruh uang di laci uang di toko. Uang yang saya taruh jumlahnya tidak genep. Mesti aneh, misale Rp. 123.650, 00, atau Rp.57.800,00, nah kalo sore hari mereka melaporkan ada kelebihan uang, mereka lulus.
*
Saya merobek tanpa sepengetahuan mereka, nota penjualan yang warna kuning (karbon). Sehingga sore hari mereka seharusnya melaporkan kehilangan 1 nota, tapi uangnya ada. Kalo melaporkan uangnya lebih, kejujuran mereka bagus.
*
Pemberian gaji disertai dengan slip gaji yang didalamnya tertera rincian gaji

Hal tersebut akan memberikan transparasi ke mereka tentang keuangan kita, dan mereka tahu asal gaji mereka. Juga didalamnya saya masukkan catatan-catatan, pesan-pesan dan sebagainya.

2. Gaji selalu berubah setiap bulan.

· Pemberian gaji yang saya lakukan adalah base on profit. Bonus profit saya alokasikan 0.5% dari total net profit . Karena karyawan saya ada 5 maka saya memberikan bonus sekitar 2.5% dari total profit ke karyawan...

· Hal itu akan memacu semangat ke karyawan untuk meningkatkan omzet penjualan yang korelasinya akan meningkatkan profit, dari waktu ke waktu.

· Juga ada bonus yang lain, seperti kedisiplinan, kerapian, keramahan kepada pelanggan, dsb.

· Namun saya terapkan juga untuk potongan gaji. Potongan gaji saya lakukan apabila karyawan seperti sering terlambat, banyak ngobrol, judes ke pelanggan, dsb...

Jadi dengan adanya perubahan gaji tiap bulan, karyawan terus akan penasaran, gaji saya bulan ini berapa ya...?

3. SMS Tahajjud, Dhuha dan Puasa.

*
Yang ini menyadur persis dari karyawan Rabbani. Jadi seminggu 2 kali, mereka saya sms diwaktu tengah malam untuk melakukan sholat tahajjud. Apabila mereka menjawab sms saya, saya percaya mereka melakukan tahajjud. Sekali mereka melakukan tahajud, saya akan memberikan bonus gaji. Apabila mereka berbohong, itu hubungan mereka dengan Allah...
*
Juga untuk sholat Dhuha, pagi sebelum berangkat ke toko, mereka wajib untuk melakukan sholat dhuha. Dan mereka hanya mencentangkan check box di lembar absen tiap hari apabila dhuha pada hari itu dilakukan.
*
Juga Puasa senin kamis, saya memberikan bonus khusus untuk karyawan yang melakukan puasa senin kamis..

4. Saya tanamkan ke pikiran mereka, bahwa saya tidak akan memakai mereka selamanya sebagai karyawan saya. Mereka pasti juga kepengen jadi TDA kan? :) Satu-satu mereka saya tanya, akan berapa lama mereka menjadi karyawan saya, jawabannya macem-macem, ada yang bilang 2 tahun, ada yang bilang sampai selamanya, malah ada yang gak tahu sampai kapan...

Saya berkata kepada mereka....,

”...disini adalah ajang untuk belajar bisnis. Inilah sekolah yang sebenarnya, yang bisa dipakai untuk bekal hidup ke masa depan. Belajarlah, kumpulkan gaji sebagai modal nantinya, kalo sudah siap, buka lah usaha sendiri. Sukur-sukur mau berpatner dengan saya nanti untuk melakukan penjualan kerudung Rabbani...”

Dan setiap kali saya berkata seperti itu ke mereka, saya melihat pancaran semangat dari dalam hati mereka... dan saya senang melihatnya....

Demikian Pembaca, 3 Faktor yang dibahas di atas, yaitu Modal, Piutang dan Karyawan, itu hanyalah sebagian dari pondasi untuk membangun bisnis. Tapi apabila 3 faktor tersebut bisa kita atasi, insya Allah, kita bisa lebih mudah mengatasi hal yang lain...

Dan obrolan sore itu antara saya, istri saya dan kakak ipar istri saya berakhir...karena bedug magrib....

Demikian, semoga bermanfaat, dan saya berharap sekali untuk comment-nya....


Salam,
Yoyox.
www.rabbaniku.blogspot.com

No comments:

Post a Comment