04 April 2007

TDA adalah Demokrasi

TDA adalah DEMOKRASI

Sebelumnya saya membuka usaha pakaian di Banda Aceh.
Saya beli barang ( khusus pakaian pria ) di Jakarta lalu saya kirim ke sana.
Toko tidak terlalu besar, sebab banyaknya toko2 yg besar disana.
Hanya lantai bawahnya saja yg digunakan seukuran (4 x 10), lantai atas
sebagai gudang dan tempat istirahat saya dan karyawan.
Tanggapan masyarakat disana luar biasa, karena toko saya agak
berbeda dari yang pernah ada disana. Baik dari item barang maupun
pelabelan harganya. Walaupun kecil tapi gaya dept. store.
Alhamdullillah sekitar satu setengah tahun sudah berjalan, tapi ketika saya
habis tutup buku akhir tahun, berselang seminggu TSUNAMI menerjang Banda-Aceh.
Bangunan toko utuh tapi barang2 yg ada di area penjualan dan sebagian di
lantai atas kena air . HABIS SEMUA BARANG.

Karena orang tua berada di Jakarta, saya merasa lebih tenang dekat dg mereka.
Pertengahan tahun 2005 saya mencoba mencari peruntungan di Jakarta. Dengan di
bantu Paman, saya coba usaha di bidang rekanan. Yang kemudian saya tinggalkan
usaha itu, sekitar februari 2006 saya mencoba (kembali) membuka toko yaitu di tanah abang.
Saya Joint dengan pemilik toko yang dulunya adalah tempat saya ambil barang
untuk toko yang kena Tsunami di Banda-Aceh. Rekan joint saya tersebut bangkrut.
Adapun yg saya jual adalah celana jeans pria dewasa dan kemeja dengan wilayah pemasaran
daerah luar jawa.Karena rekan joint saya sudah punya langganan didaerah tsb, dg cara tempo
dalam pembayarannya. Produksi Jeans dg brand Leyyos dan Volcano sedangkan kemeja
menjadi agen.
Setahun sudah berjalan tapi yang terjadi BARANG HABIS TAPI KAS TIDAK ADA.
Persis seperti postingnya Pak Roni. Ini semua terjadi karena adanya kekilafan
rekan joint saya (digunakan bayar hutang pribadi yg lama) dan juga barang2 yg di jual
ke konsumen, banyak yang menunda pembayarannya ataupun tidak membayar.
Bingung, bingung dan Pusing dg situasi dan suasana di toko yg penuh dg HURU HARA.
Lagi2 USAHA PENUH GUNCANGAN HEBAT.

(Tampaknya saya mengalami hal yang Pak Fauzi dan Pak Roni sampaikan)

Menariknya, Sohib&Guru saya mengajak ke TDA. Saya mulai
membaca blog2 milik bapak2 lainnya. Ke TDA an saya yg agak pudar,
mulai dikit2 dan perlahan2 dg pasti agak mulai berwarna.
Walaupun toko masih jauh dari stabil tapi saya mencoba terus utk
dapat keluar dari huru hara itu.

Dari TDA untuk TDA dan oleh TDA.


Herizaly

No comments:

Post a Comment